Total Tayangan Halaman

Minggu, 06 Mei 2012

Mitologi Yunani


AWAL DUNIA
A.    Penciptaan Dunia
Pada awalnya, yang ada hanyalah Khaos, yaitu suatu sosok yang tidak berbentuk dan misterius. Dari Khaos ini muncullah Erebos, kegelepan tempat berdiamnya kematian, dan Nix, sang dewi malam yang misterius. Selain mereka bertiga, yang ada hanyalah kesunyian, kekosongan, ketidakterbatasan. Lalu terlahir Eros (cinta), Gaia (bumi), dan Tartaros. Adalah cinta yang memungkinkan terjadinya hubungan untuk menghasilkan anak.
Erebos tidur dengan Nix, yang kemudian melahirkan Aither (atmosfer), dan Hemera (hari). Itu adalah hubungan seksual yang pertama di dunia. Nix juga secara partenogenesis (tanpa hubungan seksual) melahirkan Moros (murka), Moirai (takdir), Hipnos (tidur), Thantanos (maut), Oneiroi (mimpi), dan Nemesis (pembalasan). Nix menyuruh semua anak-anaknya untuk keluar dari kegelapan.
Sementara itu secara partenogenesis melahirkan Uranus (langit), Urea (pegunungan), dan Pontos (laut). Uranus menikahi ibunya dan menjadi pengusa dunia. Uranus menutupi seluruh tubuh Gaia dan Bersama-sama mereka melakukan hubungan seksual untuk kemudian melahirkan tiga Kiklops, tiga Hekatonkhire, dan dua belas Titan. Gaia juga melakukan hubungan dengan Pontos dan melahirkan dewa laut (Nereus, Forkis, dan Thaumas), dewi laut Euribia, dan monster laut Keto. Dari Tartaros, gaia memiliki anak bertama Typhon, yang merupakan ayah dari segala monster.
Para Kiklops (Arges, Brontes, dan Steropes) adalah raksasa bermata satu sedangkan para Hekatonkhire (Briareus, Kottos, dan Giges) adalah raksasa bertangan seratus dan berkepala lima puluh. Ukuran mereka sangat besar dan mereka sangat kuat. Karena penampilan mereka yang mengerikan, Uranus membenci mereka dan menyuruh mereka kembali ke Tartaros, rahim ibu mereka. Uranus tidak sadar bahwa perbuatannya ini akan memicu peperangan antar dewa selama berabad-abad berikutnya.
B.    Pemberontakan Titan
Pengurungan para Kiklops dan Hekatonkhire di Tartaros menyebabkan Gaia kesakitan sampai akhirnya dia memanggil anak-anaknya yang lain, para Titan. Para Titan berjumlah dua belas, enam laki-laki dan perempuan. Mereka berukuran lebih kecil dan lebih indah sehingga tidak dibenci oleh ayah mereka, Uranus. Gaia mengajak para Titan untuk melakukan pemberontakan pada Uranus. Tetapi semua Titan terlalu takut untuk memberontak, semuanya kecuali satu Titan, dialah Titan termuda sekaligus yang paling ambisius: Kronos. Maka Kronos dan Gaia pun menyusun rencana.
Pada suatu malam, Gaia bersetubuh dengan Uranus. Sementara Kronos, berbekal sabit pemberian Gaia, diam-diam mendekati ayahnya. Kronos lalu menyerang Uranus, memotong alat kelamin Uranus dengan sabit yang dibawanya, dan melemparnya ke laut. Uranus menjerit kesakitan dan menghilang dari dunia (mati). Sebelum dia menghilang, Uranus mengutuk Kronos bahwa dia juga suatu saat akan dikalahkan oleh anaknya.
Dari darah Uranus yang berceceran terlahirlah para raksasa, para nimfa pohon abu, dan para Erinyes. Sementara itu alat kelamin Uranus terjatuh ke lautan dekat pulau Kithera dan menghasilkan buih laut, dari buih itu munculah Afrodit, dewi kecantikan.
Setelah kepergian Uranus, para Titan mengambil alih kekuasaan atas dunia dengan Kronos sebagai pemimpin.
  1. Pembalasan Zeus
Kronos menjadi penguasa dunia dan menikahi saudarinya, Rea. Sementara Okeanos menjadi penguasa lautan dan Hiperion sebagai dewa matahari. Pada masa pemerintahan Kronos, manusia mengalami Zaman Emas, sebuah masa yang paling membahagiakan bagi manusia karena tidak ada penderitaan di dunia. Tetapi Kronos tidak membebaskan para Kiklops dan Hekatonkhire yang oleh ayahnya dikurung di Tartaros padahal mereka adalah alasan baginya untuk mengambil alih kekuasaan dari ayahnya, dia malah menyuruh monster Kampe untuk menjaga mereka agar tidak kabur. Hal ini membuat Gaia marah dan menyatakan bahwa Kronos suatu saat akan dikalahkan oleh anaknya. Ramalan ini ikut memperkuat kutukan Uranus.
Kronos memerintah selama berabad-abad dan memiliki beberapa anak. Tetapi Kronos takut suatu saat kutukan Uranus dan ramalan Gaia akan menjadi kenyataan sehingga dia langsung menelan semua bayi yang dilahirkan oleh Rea. Rea, yang marah karena semua anak-anaknya harus ditelan oleh suaminya, akhirnya berusaha melakukan perlawanan. Ketika akan melahirkan anaknya yang keenam, Rea pergi ke sebuah gua di Kreta dan melahirkan di sana. Rea lalu membungkus sebongkah batu dengan kain dan memberikannya pada Kronos. Kronos yang tidak menyadari tipuan Rea akhirnya menelan batu itu sementara bayi yang diberi nama Zeus itu diasuh oleh para nimfa di Kreta.
Bayi Zeus tumbuh dengan meminum susu Amaltheia, seekor kambing. Di kemudian hari, Zeus membalas kebaikan Amaltheia dengan menempatkannya di angkasa sebagai rasi bintang Capricorn. Selain itu ada juga para Kuretes, mereka adalah sekumpulan prajurit penari yang ikut membantu menyembunyikan Zeus dari Kronos. Ketika Zeus sedang menangis, para Kuretes langsung membuat keributan dengan cara bernyanyi, menari, dan memukulkan tombak pada perisai mereka supaya Kronos tidak mendengar tangisan Zeus.
Setelah dewasa, Zeus menikahi Metis, Titan kebijaksanaan dan kepandaian. Zeus juga berusaha mencari cara untuk membalas perbuatan ayahnya. Dia berkonsultasi pada Metis. Metis membuat suatu minuman ajaib yang telah diisi dengan ramuan dari Gaia dan menyuruh Zeus memberikannya pada Kronos. Sementara itu, Rea meyakinkan Kronos untuk menerima kembali Zeus sebagai pembawa minum bagi Kronos. Kronos setuju dan Zeus pun akhirnya memperoleh kesempatannya. Zeus memberikan minuman buatan Metis pada Kronos. Kronos meminumnya dan seketika itu juga Kronos memuntahkan semua anak-anak yang telah ditelannya. Kronos memuntahkan Poseidon, Hades, Hera, Demeter, dan yang terakhir Hestia. Mereka adalah dewa sehingga tetap hidup walau sudah ditelan.
Zeus, bersama saudara-saudaranya, kemudian menyatakan perang pada Kronos dan para Titan, sebuah perang yang disebut Titanomakhia dan akan berlangsung selama sepuluh tahun.
  1. Dewa Olimpus vs Titan
Dalam perang Titanomakhia, Zeus beserta saudara-saudaranya (Poseidon, Hades, Hera, Demeter, dan Hestia) melawan para Titan. Para Titan yang berperang adalah Kronos, Hiperion, Koios, Krios, Iapetos, dan Atlas serta beberapa anak-anak mereka. Sementara Okeanos dan para Titan perempuan (Mnemosine, Tethis, Theia, Foibe, Rea, dan Themis) memilih tidak memihak. Para Titan bermarkas di Gunung Othris dengan dipimpin oleh Atlas dan para dewa berjuang dari Gunung Olimpus dengan dipimpin oleh Zeus.
Setelah beberapa pertempuran, para Titan ternyata sangat kuat dan nampaknya para dewa Olimpus akan kalah. Zeus menjadi sadar bahwa dengan kekuatan sekarang dia tidak mungkin bisa mengalahkan para Titan. maka dia pun pergi meminta nasehat dari Gaia, yang menyuruhnya untuk meminta bantuan pada para Kiklops dan Hekatonkhire yang sedang terkurung di Tartaros. Zeus pun pergi ke Tartaros dan membunuh monster Kampe. Zeus lalu membebaskan para Kiklops dan Hekatonkhire. kini Zeus mendapat sekutu baru. Zeus bahkan mendapat tambahan bantuan setelah Prometehus dan Epimetehus ikut berpihak padanya. Para dewa Olimpus pun siap bertempur kembali dengan kekuatan baru.
Para Kiklops ternyata merupakan pembuat senjata yang hebat. Mereka membuat petir untuk Zeus, trisula untuk Poseidon, dan helm kegelapan utnuk Hades. Senjata-senjata itu sangat membantu para dewa Olimpus dalam mengalahkan para Titan dalam pertempuran-pertempuran berikutnya. Pada malam sebelum bertempur, Hades memakai helmnya sehingga dia menjadi tak terlihat. Dia lalu menyelinap ke perkemahan para Titan. Hades yang tak terlihat kemudian menghancurkan senjata-senjata para Titan sehingga ketika besoknya bertempur, para dewa Olimpus bisa memukul mundur para Titan.
Dalam pertempuran lain, Hades, yang memakai helmnya, menyelinap di belakang Kronos dan mengunci badan Kronos. Poseidon ikut menahan Kronos dengan trisulanya sehingga Kronos tak bisa bergerak. Setelah itu Zeus menghujamkan petirnya pada tubuh Kronos.
Perang Titanomakhia berlangsung selama sepuluh tahun sampai akhirnya Zeus memutuskan untuk mengakhiri perang ini.
Dalam suatu pertempuran, para dewa Olimpus mundur setelah didesak oleh Para Titan. Tak disangka oleh Para Titan, ternyata itu hanyalah perangkap untuk menjebak mereka. Setelah para dewa Olimpus mundur dan para Titan masuk dalam perangkap mereka, muncullah tiga Hekatonkhire yang sangat besar dengan masing-masing memiliki seratus tangan dan lima puluh kepala. Ketiga Hekatonkhire ini lalu mengambil bongkahan-bongkahan batu besar dan melemparkannya pada para Titan. Dalam sekali lempar, para Hekatonkhire mampu melemparkan tiga ratus batu sekaligus, maka para Titan pun terjebak dalam hujan batu. Selain itu, Zeus ikut menambah penderitaan para Titan dengan menghujamkan petirnya pada mereka. Berada dalam keadaan seperti itu, para Titan panik dan tercerai berai. Mereka pun mengaku kalah dan dengan demikian para dewa Olimpus memenangkan Titanomakhia.
Para Titan yang kalah dihukum oleh Zeus dengan dikurung di Tartaros. Semua Titan yang kalah dikurung kecuali Atlas yang diberi hukuman khusus oleh Zeus: Atlas mesti memikul langit di pundaknya. Zeus menugaskan para Hekatonkhire untuk menjaga para Titan di Tartaros sementara para Kiklops bekerja di bengkel Hefaistos dan bersama-sama mereka menciptakan berbagai alat luar biasa.
Zeus, Poseidon, dan Hades melakukan undian untuk menentukan tempat kekuasaan. Hasilnya adalah Zeus berkuasa atas langit, Poseidon menguasai lautan, dan Hades memperoleh dunia bawah, sedangkan bumi diatur oleh semua dewa.
  1. Tifon yang Mengerikan
Keputusan Zeus untuk memenjarakan para Titan di Tartaros ternyata membuat Gaia marah. Gaia pun bersetubuh dengan saudaranya Tartaros dan melahirkan anaknya yang terakhir, sesosok makhluk yang luar biasa berbahaya dan menakutkan, dialah Naga Tifon.
Tifon adalah monster naga raksasa, ukurannya sangat besar dan tingginya melebihi gunung tertinggi bahkan kepalanya mencapai bintang-bintang. Tifon berwujud setengah pria dan setengah monster. Di bawah lengannya terdapat seratus kepala naga yang siap memangsa apa saja sedangkan di bawah pahanya ular-ular beracun bergulung-gulung. Bukan hanya itu, makhluk ini pun bisa menyemburkan api. Sungguh, dia adalah salah satu monster paling mematikan yang pernah menghuni bumi.
Hubungan Gaia dan Tartaros juga melahirkan Ekhidna, monster naga perempuan yang menjadi istri Tifon. Bersama-sama, Tifon dan Ekhidna melakukan hubungan yang kemudian melahirkan berbagai monster mengerikan lainnya, di antaranya adalah Kerberos, Khimera, Orthros, Hidra, Singa nemea, Sphinx, Elang Kaukasia, Babi Kromios, dan burung hering.
Tifon yang mengemban misi dari ibunya kemudian menyerang kediaman para dewa Olimpus. Saking kuatnya Tifon, para dewa hanya mampu melarikan diri agar bisa selamat dan tak mampu melawan. Mereka berubah wujud menjadi hewan dan kabur ke Mesir. Apollo menjadi gagak, Artemis menjadi kucing, Dionisos menjadi kambing, Hera menjadi sapi, Hermes menjadi burung ibis, Afrodit dan anaknya Cupid menjadi sepasang ikan (kelak diabadikan sebagai rasi bintang Pisces).
Tetapi di antara para dewa ternyata masih ada yang berani berdiri tegak menghadang sang monster. Adalah Zeus, sang pemimpin, yang berusaha mempertahankan kekuasaan yang telah direbut dengan susah payah dari para Titan. Zeus menghunus petirnya dan Tifon pun menerjang Zeus. Ketika Tifon semakin mendekat, Zeus tidak menyerang dengan petir tetapi dengan sabit batu peninggalan Kronos (batu yang digunakan oleh Kronos untuk memotong alat kelamin Uranus). Terluka oleh senjata legendaris tersebut, Tifon pun mundur dan terbang ke Suriah.
Tifon terluka parah dan Zeus merasa di atas angin dan terlalu percaya diri. Hal itu merupakan bumerang bagi Zeus sehingga pada pertarungan berikutnya Tifon mampu membelit Zeus dengan menggunakan ular-ularnya. Tifon tidak berhenti sampai di situ. Dengan sabit batu peninggalan Kronos yang diambilnya dari Zeus, Tifon memotong urat di tangan dan kaki Zeus, maka Zeus pun tak bisa lagi menggunakan petirnya dan semakin tidak berdaya. Tifon lalu mengurung Zeus di sebuah gua di Cilicia dengan dijaga oleh naga Delfin.
Untuk sesaat tak ada lagi harapan bagi para dewa. Tetapi ternyata masih ada dewa yang berjuang. Hermes mengambil urat Zeus yang dipotong Tifon dan mendatangi gua tempat Zeus dikurung. Hermes mengendap-endap memasuki gua itu karena jika Delfin sampai tahu maka akan sangat berbahaya baginya. Delfin terlalu kuat untuk dihadapi oleh seorang dewa muda seperti Hermes. Zeus yang dikurung dan tak berdaya terkejut ketika didatangi Hermes tetapi setelah tahu bahwa Hermes membawa uratnya, keberaniannya timbul lagi. Hermes pun memasang lagi urat itu pada Zeus. Zeus yang bisa menggunakan petirnya lagi langsung pergi menghadapi Tifon, kali ini dia bertekad untuk benar-benar mengalahkan sang monster.
Zeus mengejar Tifon sampai ke Sisilia dan di sana mereka bertarung lagi. Tifon mengangkat gunung Etna dan hendak menjatuhkannya ke badan Zeus. Zeus dengan cepat menghujamkan petirnya dengan kekuatan penuh ke tubuh Tifon. Sang monster merasa kesakitan dan melepaskan gunung yang yang dipegangnya. Gunung tersebut jatuh dan menimpa tubuh Tifon sendiri. Tifon pun terjebak selamanya di sana. Walaupun begitu, Tifon tetap hidup dan terkadang memberontak ingin keluar. gerakan-gerakan Tifon menyebabkan gempa bumi di daerah itu sedangkan semburan apinya menyebabkan letusan gunung Etna.
Zeus berhasil menyingkirkan salah satu ancaman terbesar bagi kekuasaan para dewa tetapi pertempuran masih belum selesai. Gaia semakin marah karena Zeus mengalahkan anaknya. Gaia pun bersiap mengirimkan lagi gelombang serangan ke Gunung Olimpus.
  1. Dewa Olimpus vs Raksasa
Gaia, yang marah karena anak-anaknya (Titan) dikurung di Tartaros, menyuruh para Raksasa untuk bangkit melawan para dewa Olimpus dan mengakhiri pemerintahan mereka. Para Raksasa, dipimpin oleh Alkioneus dan Porfiion, berperang melawan para dewa dalam suatu perang yang disebut Gigantomakhia. Para Raksasa menyerang para dewa dengan melemparkan batu-batu besar. Beberapa Raksasa memiliki kaki berupa ular.
Dalam menghadapi para Raksasa, para dewa meminta bantuan Herakles setelah mendengar ramalan yang mengatakan bahwa para Raksasa hanya bisa dikalahkan dengan bantuan sang pahlawan.
Herakles bertarung dengan Alkioneus sang pemimpin Raksasa. Herakles terus menyerang Alkioneus tetapi Alkioneus tetap tak mati. Ternyata Alkioneus adalah Raksasa yang abadi selama dia berada di tempat kelahirannya, Flegra. Maka Herakles membawanya ke luar dari tempat tinggalnya dan membunuhnya.
Sementara pemimpin Raksasa yang satu lagi, Porfirion, mendatangi Hera, istri Zeus. Porfirion merobek pakaian Hera dan mencoba memperkosanya. Hera berteriak meminta pertolongan. Zeus datang dan menyerang Porfirion dengan petirnya, setelah itu Herakles memanah Porfirion sampai mati.
Poseidon sang dewa laut bertarung dengan Raksasa Polibotes. Poseidon mengejar Polibotes di sepanjang lautan sampai pulau Kos. Poseidon kemudian merobek sebagian pulau Kos dan melemparkannya pada Polibotes. Polibotes akhirnya kalah setelah tertindih pulau tersebut. Sementara Athena sang dewi perang dan kebijaksanaan bertarung dengan Raksasa Enkelados. Dalam pertarungan itu Athena berhsil unggul setelah dia menusuk Enkelados dengan tombaknya. Athena juga membunuh Raksasa Pallas dan menggunakan kulitnya untuk membuat sebuah perisai yang sangat kuat.
Raksasa Aloadai (Otos dan Efialtes) adalah putra Poseidon. Mereka sangat kuat sampai-sampai tak ada dewa yang bisa melukai mereka. Suatu malam, ketika mereka sedang tidur, Gaia membisikkan sesuatu pada mereka. Gaia memberitahu mereka bahwa merekalah yang seharusnya berkuasa di Olimpus. Sejak itu, Mereka berusaha menyerang Olimpus dengan cara menumpuk-numpuk gunung sampai setinggi Gunung Olimpus, lalu menyuruh para dewa untuk menyerah. Mereka juga meminta Artemis dan Hera menjadi istri mereka. Para dewa melawan tapi tak dapat mengalahkan mereka. Para Aoladai bahkan mampu menangkap Ares dan mengurungnya dalam kendi selama tiga belas bulan. Artemis lalu berubah wujud menjadi seekor rusa dan berlari di antara para Aoladai. Mereka saling melempar tombak yang kemudian mengenai badan masing-masing dan akhirnya saling membunuh.
Hermes yang mengenakan helm kegelapan berhasil membunuh Raksasa Hippolitos, Artemis memanah Raksasa Gration sampai mati. Raksasa Euritos dibunuh oleh Dionisos dengan tongkatnya, sedangkan Raksasa Agrios dan Thoon dibunuh oleh para Moirai dengan tongkat perunggu. Hefaistos membunuh Raksasa Mimas dengan lelehan besi sementara Raksasa Klitios diserang dengan obor api oleh dewi Hekate.
Setelah semua Raksasa berhasil dikalahkan, Herakles memanah semua Raksasa dengan panahnya. Para dewa lalu mengurung tubuh semua Raksasa di bawah bumi. Gempa bumi serta letusan gunung berapi terjadi akibat tubuh-tubuh mereka yang terus memberontak.

KISAH MANUSIA
A.    5 Zaman Manusia
Dalam mitologi Yunani, perjalanan hidup manusia di bumi mengalami beberapa tahap. Kehidupan manusia diawali dengan Zaman Emas yang penuh kebahagiaan dan kemudian terus mengalami penurunan kualitas kehidupan pada zaman-zaman berikutnya sampai zaman terakhir, yaitu Zaman Besi.
1.     Zaman Emas
Zaman Emas adalah periode pertama yang dialami oleh manusia, masa ini terjadi di bawah kekuasaan Kronos. Pada zaman ini semua manusia merasakan kebahagiaan dan kedamaian. Di dunia tidak ada penyakit, perang, kesedihan, atau penderitaan. Manusia hidup bersama para dewa dan tidak perlu bekerja keras karena makanan selalu tersedia belimpah. Hanya ada satu musim, yaitu musim semi. Manusia hidup dalam waktu yang lama tapi penampilan mereka selalu muda dan manusia mati dengan damai. Manusia yang mati akan berubah menjadi roh yang tetap tinggal di bumi dan ikut menjaga umat manusia. Pada masa ini Semua manusia baik dan tidak ada yang jahat. Ketika Zeus menggulingkan kekuasaan para Titan, Zaman Emas pun berakhir.
2.     Zaman Perak
Setelah Zeus berkuasa, dia membuat manusia mengalami keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Pada periode ini, Zeus membagi setahun menjadi empat musim. Penampilan dan kebijaksanaan manusia mengalami penurunan di banding masa sebelumnya. Manusia harus bertani dan beternak untuk makan, serta harus membuat rumah untuk tempat berlindung. Manusia menghabiskan waktu seratus tahun sebagai seorang bayi yang bergembira sedangkan masa dewasa yang pendek dilalui dalam penderitaan. Orang-orang tidak mau menyembah para dewa sehungga akhirnya Zeus menghancurkan umat manusia. Setelah mereka mati, mereka disebut sebagai "Roh Terhormat di Dunia Bawah."
3.     Zaman Perunggu
Periode yang ketiga adalah Zaman Perunggu. Setelah memusnahkan umat manusia sebelumnya, Zeus menciptakan lagi umat manusia dari pohon abu (pohon untuk membuat tombak). Umat manusia pada zaman ini sangat kuat dan suka berperang. Mereka senang melakukan kekejaman. Mereka membuat alat-alat perang dan baju perang dari perunggu, bahkan rumah mereka pun dibuat dari perunggu. Ketika mereka mati, mereka pergi ke dunia bawah. Karena umat manusia sudah saling membunuh, Zeus memutuskan untuk memusnahkan lagi mereka, kali ini dengan banjir besar.
4.     Zaman Pahlawan
Zeus menciptakan lagi umat manusia. Pada periode ini perilaku manusia agak lebih baik daripada masa sebelumnya. Banyak bermunculan manusia setengah dewa. Mereka adalah para pahlwan yang sangat berani dan melakukan banyak petualangan. Banyak pahlawan yang membunuh monster-monster dan menyelamatkn manusia lain. Banyak di antara para pahlawan itun yang mati dalam perang karena beberapa perang besar terjadi pada masa ini, misalnya adalah Perang Tujuh Pahlawan, dan Perang Troya. Setelah mati, roh para pahlawan pergi ke Elision, tempat yang berisi kebahagiaan yang dipimpin oleh Kronos.
5.     Zaman Besi
Ini adalah periode yang terakhir. Masa ini adalah yang terburuk karena pada masa ini kebaikan kalah oleh kejahatan. Anak-anak tidak menghormati orang tuanya, saudara saling bunuh demi harta, orang-orang tak lagi punya rasa malu, banyak terjadi penipuan, pembunuhan, dan peperangan, serta berbagai perilaku rendah lainnya. Selain itu, rakyat banyak menderita di bawah kekejaman para penguasa yang serakah dan hanya peduli pada kekuasaannya. Karena dunia sudah dipenuhi oleh kejahatan, para dewa pun pergi meninggalkan dunia dan mengabaikan umat manusia. Periode ini berlangsung hingga saat ini dan suatu hari nanti Zeus pun akan menghancurkan umat manusia dari zaman ini.
B.    Muslihat Prometheus
Zeus memutuskan bahwa manusia harus memberikan persembahan pada dewa berupa bagian tubuh hewan. Promtheus sang Titan kecerdasan berusaha mengelabui Zeus. Prometheus menyembunyikan daging kerbau di dalam isi perut sapi yang menjijikan, dan menyembunyikan tulang-belulang di dalam lemak yang menggiurkan. Dia lalu meminta Zeus memilih persembahan bagi para dewa dan umat manusia akan menyimpan bagian yang satunya. Zeus pun memilih lemak yang menggiurkan. Tetapi Zeus marah ketika menyadari bahwa lemak tersebut berisi tulang belulang sementara manusia memperoleh daging kerbau sehingga di kemudian hari manusia mempersembahkan tulang untuk dewa dan mengambil dagingnya untuk dimakan.
Zeus yang marah akhirnya mengambil api dari umat manusia. Prometheus, dengan kepandaiannya, berhasil mencuri api dari Gunung Olimpus dan menyembunyikannya dalam sekumpulan batang tanaman adas. Prometheus lalu memberikan api curiannya pada manusia sehingga sekali lagi umat manusia memiliki api.
Karena ulahnya itu, Zeus pun menghukum Prometheus. Promtheus dibawa ke puncak Gunung Kaukasus, lalu dia diranati oleh Kratos, salah satu penegak hukum Zeus, dengan menggunakan rantai buatan Hefaistos sang dewa pandai besi. Setiap hari seekor burung elang datang dan memakan hati Prometheus dan malam harinya hatinya tumbuh lagi, begitulah setiap hari.
Suatu hari dalam penyiksaannya, Io, yang sedang berwujud sapi, lewat di tempat Prometheus. Prometheus memberitahu Io bahwa dia akan kembali menjadi manusia setelah tiba di Mesir, dan akan memiliki anak dari Zeus. Prometheus juga memberitahunya bahwa keturunan Io akan menjadi raja-raja dan pahlawan besar. Beratus-ratus tahun kemudian Prometheus akhirnya dibebaskan oleh Herakles yang merupakan keturunan Io. Herakles membunuh elang yang menyiksa Prometheus dan mematahkan rantainya. Prometheus memberi balasan dengan memberitahu Herakles cara mendapatkan apel Hesperides. Setelah bebas, Prometheus diterima kembali oleh Zeus.
C.    Kotak Pandora
Untuk menghukum umat manusia karena telah mencuri api dari Gunung Olimpus, Zeus menyuruh salah satu anaknya, Hefaistos dewa pandai besi, untuk membuat seorang manusia. Maka terciptalah manusia perempuan pertama di dunia. Setelah diciptakan, Athena mengajarinya menenun dan menjahit serta memberinya pakaian, Afrodit memberinya kecantikan dan hasrat, para Kharis memakaikan padanya perhiasan, para Hoirai memberinya mahkota, Apollo mengajarinya bernyanyi dan bermain musik, Poseidon memberinya kalung mutiara, Hera memberinya rasa penasaran yang besar, Hermes memberinya kepandaian berbicara serta menamainya Pandora, bermakna "mendapat banyak hadiah".
Zeus kemudian memberikan Pandora pada Epimetheus untuk dinikahi. Prometheus, saudara Epimetheus, berusaha memperingatkannya untuk tidak menerima Pandora tetapi Pandora begitu mempesona sampai-sampai Epimetheus mau menikahinya. Pada hari pernikahan mereka, para dewa memberi hadiah berupa sebuh kotak yang indah dan Pandora dilarang untuk membuka kotak tersebut.
Suatu hari, Pandora sangat penasaran dan kemudian membuka kotak tersebut. Setelah dibuka, tiba-tiba aroma yang menakutkan terasa di udara. Dari dalam kotak itu terdengar suara kerumuanan sesuatu yang dengan cepat terbang ke luar. Pandora sadar bahwa dia telah melepaskan sesuatu yang mengerikan dan dengan segera menutupnya tapi terlambat, Pandora telah melepaskan teror ke dunia. Masa tua, rasa sakit, kegilaan, wabah penyakit, keserakahan, pencurian, dusta, cemburu, kelaparan, dan berbagai malapetaka lainnya telah bebas. Semua keburukan itu menyebar ke seluruh dunia dan menjangkiti umat manusia. Pandora sangat terkejut dan menyesal atas apa yang telah dilakukannya. Dia kemudian melihat ke dalam kotak dan menyadari bahwa ternyata masih ada satu hal lagi yang tersisa di sana, yaitu harapan.
D.    Banjir Besar
Pada Zaman Perunggu manusia, Zeus berniat mengirim sebuah banjir besar untuk memusnahkan manusia. Zeus menurunkan hujan tiada henti dari langit dan Poseiodon menumpahkan air laut ke daratan.
Deukalion adalah seorang manusia putra dari Titan Prometheus. Sebelum banjir besar datang, Deukalion diperingatkan oleh ayahnya. Maka dia dan istrinya, Pirrha, membuat sebuah perahu serta menyiapkan perbekalan. Pirrha adalah anak dari Epimetheus dan Pandora. Ketika banjir datang ke tempat mereka, Deukalion dan istrinya naik ke perahu. Banjir itu terjadi selama sembilan hari sembilan malam. Deukalion dan istrinya bertahan di atas perahu sampai akhirnya perahu mereka berhenti di daratan, yang merupakan puncak Gunung Parnassos. Sebagai rasa syukur karena telah selamat, Deukalion dan istrinya memberikan persembahan pada Zeus.
Deukalion dan Pirrha merasa kesepian karena hanya mereka manusia yang tersisa. Mereka menemukan reruntuhan kuil Themis dan berdoa di sana. Themis menyuruh mereka melempar tulang-tulang ibu mereka ke belakang bahu mereka. Mereka menyadari bahwa yang dimaksud ibu adalah Gaia, dewi bumi, dan tulang-tulang Gaia adalah bebatuan.
Deukalion dan istrinya kemudian melempar batu-batu ke belakang tubuh mereka. Batu yang dilempar oleh Deukalion berubah menjadi laki-laki sedangkan batu yang dilempar Pirrha berubah menjadi perempuan sampai akhirnya manusia menjadi banyak lagi.
KISAH PARA DEWA
A.    Dewa Awal
Para dewa awal atau Protogenoi adalah kelompok dewa-dewi yang pertama kali muncul di dunia dan ada sejak permulaan waktu. Mereka biasanya digambarkan sebagai personifikasi dari unsur dunia tertentu dan diceritakan terlibat dalam pembentukan awal dunia. Dari merekalah, dewa-dewa lainnya terlahir. Generasi Protogenoi berkuasa sebelum generasi para Titan. Sebagian besar Protogenoi yang terkenal adalah Protogneoi versi Hesiodos. Namun ada pula generasi Protogenoi versi lainnya. Di bawah ini adalah Protogenoi versi Hesiodos.


·         Khaos
·         Niks
·         Erebos
·         Tartaros
·         Aither
·         Hemera
·         Eros
·         Gaia
·         Uranus
·         Pontos
·         Nereus
·         Forkis
·         Euribia



1.      Khaos
Lama sebelum dimulainya waktu, sesosok makhluk misterius yang disebut Khaos muncul di dunia. Dari Khaos, atau bersama dengan Khaos, muncllah Gaia (bumi), Tartaros dan Eros (cinta). Tanpa pasangan, Khaos melahirkan Niks (malam) dan Erebos (kegelapan).
Hesiodos tidak banyak memberikan rincian tentang Khaos, dan hanya menyebutkan bahwa Khaos adalah makhluk pertama yang ada di alam semesta. Penyair Romawi abad ke-1 SM, Ovidius, memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang Khaos. Sebelum bumi, lautan, dan langit (termasuk benda-benda langit semacam matahari, bulan, dan bintang), sebelum para dewa yang abadi muncul, Khaos ada sebagai makhluk tanpa bentuk. Dia adalah materi tak bernyawa, tempat semua unsur penciptaan berkumpul bersama, sehingga yang satu tidak dapat dibedakan dari yang lainyya.
Menurut mitos Orfik, Khaos dilahirkan dari Khronos (waktu) dan Adresteia (keniscayaan), pada saat yang sama dengan Erebos dan Aither. Adalah Khronos dan Aither yang menjadi orang tua bagi dewa pertama, Fanes atau Protogonos.
2.      Niks
Niks adalah dewi malam. Niks dikenal oleh orang Romawi sebagai Nox, dan kadang hanya sebagai malam. Niks lahir bersama dengan Erebos, Gaia, Tartaros, dan Eros (cinta), dari Khaos. Niks bercinta dengan saudaranya Erebos dan melahirkan Aither (udara atas) dan Hemera (siang).
Niks juga merupakan ibu Moros (malapetaka), Thanatos (maut), Hipnos (tidur), Kharon, Nemesis (pembalasan), dan Moirai (para takdir). Niks kemungkinan merupakan ibu Eris (pertikaian) dan Hesperides. Anak-anaknya yang lain kebanyakan adalah personifikasi abstrak: Apate (penipuan), Geras (masa tua), Keres (kehancuran), Momos (kesalahan), Oizos (misteri), dan Filotes (kelembutan). Sebagian besar anak-anaknya tinggal di Dunia Bawah.
Niks kadang digambarkan sebagai seorang dewi bersayap. Sayapnya hitam atau suram, dan dia disebut "malam yang cepat". Dia dikatakan tinggal di Dunai Bawah pada siang hari, dan hanya datang ke bumi mulai dari senja hari sampai pagi hari.
Dalam Iliad, Homeros menyebutkan bahwa satu-satunya dewi yang ditakuti oleh Zeus adalah Niks.
Dalam mitos Orfik, Niks adalah putri Protogonos atau Fanes, dewa pertama, yang melahirkannya tanpa pasangan. Protogonos memiliki alat kelamin jantan dan betina sekaligus, sehingga dia dapat melahirkan Niks tanpa pasangan. Niks lalu bercinta dengan Fanes dan mealhirkan Uranus (langit) dan Gaia (bumi).
Begitu lahir, Niks berkuasa bersama ayah sekaligus suaminya, sampai Fanes memberikan kuasa penuh atas bumi dan langit kepada Niks. Lalu, Niks menyerahkan kekuasaan kepada putranya Uranus. Meskipun menyerahkan kekuasaannya, Niks memberikan nasehat kepada Uranus mengenai pergantian kekuasaan yang akan terjadi, yaitu Uranus, Kronos, dan Zeus. Nampaknya mitos Orfik menjadikan Niks sebagai pengganti peran Gaia dari mitos versi Hesiod, karena dalam mitos Orfik, yang memiliki kemampuan meramal adalah Niks, bukan Gaia.
3.      Erebos
Erebos (kegelapan) dilahirkan bersama Niks, Gaia, Tartaros, dan Eros (cinta), dari Khaos. Erebos bercinta dengan saudarinya Niks, dan anak-anak mereka adalah Aither (udara atas) dan Hemera (siang).
Selain perannya dalam penciptaan sebagai ayah dari Aither dan Hemera, Erebos biasanya hanya digambarkan sebagai personifikasi dari salah satu daerah di Dunia Bawah. Dunia Bawah sendiri biasanya dibagi menjadi dua wilayah utama: Erebos dan Tartaros. Erebos dan Hades kadang digunakan untuk menyebut dunia bawah. Tartaros adalah tempat terbawah, yang digunakan untuk mengurung para Titan. Sementara Erebos juga dibagi menjadi beberapa area, selain dari Istana Hades. Erebos dibagi menjadi lima oleh sungai dunia bawahnya. Kebanyakan arwah berdiam di Padang Asphodel, dan hanya beberapa yang dapat masuk ke Padang Elisian, meskipun Elisian kadang-kadang tidak dianggap berada di bawah tanah, melainkan di suatu pulau.
Menurut mitos Orfik, Erebos lahir bersama Khaos dan Aither.
4.      Tartaros
Tartaros dilahirkan bersama Niks, Erebos, Gaia dan Eros (cinta), dari Khaos.
Tartaros adalah personifikasi dari daerah terdalam dan tergelap di Dunia Bawah. Ini adalah tempat Uranus mengurung para Hekatonkheire (raksasa bertangan seratus) dan Kiklops. Di kemudian hari, tempat ini juga digunakan oleh Zeus untuk mengurung para Kronos dan para Titan lainnya, dan dijaga oleh para Hekatonkhire.
Tartaros bercinta dengan saudarinya Gaia (bumi) dan menjadi orang tua dari monster-monster penting, Tifon dan kemungkinan Ekhidna.
5.      Aither
Aither adalah personifiksi udara atas atau langit atas. Bersama saudarinya, Hemera (siang), dia dilahirkan dari Erebos (kegelapan) dan Niks (malam).
Aither kemungkinan bercinta dengan Gaia dan menjadi ayah Uranus.
Dalam mitos Orfik, Aither lahir pada saat yang sama dengan Khaos dan Erebos, dari Khronos (waktu) dan Adresteia (keniscayaan). Menurut mitos Orfik, Aither dianggap sebagai makhluk perempuan. Aither bercinta dengan ayahnya Khronos dan melahirkan Telur Semesta atau Telur Dunia. Dari telur itu menetas Fanes atau protogonos, dewa pertama dan penguasa dunia, sekaligus dewa pencipta.
6.      Hemera
Hemera adalah dewi dan personifikasi siang. Bersama saudaranya Aither (udara atas), dia lahir dari Erebos (kegelapan) dan Niks (malam). Selain dari perannya dalam kisah penciptaan, tidak ada kisah lainnya mengenai dewi Hemera.
7.      Eros
Eros adalah dewa cinta. Mitos Yunani awal menyebutkan Eros sebagai dewa awal. Menurut Hesiodos, Eros lahir dari Khaos bersama dengan Niks, Erebos, Gaia, dan Tartaros. Eros, Gaia dan Tartaros nampaknya tercipta sendiri. Hesiodos tidak banyak menulis tentang Eros kecuali bahwa dia adalah "yang terindah di antara semua dewa abadi."
Eros adalah kekuatan seksual yang memungkinkan terjadinya proses penciptaan untuk berlanjut. Eros memungkinkan personifikasi abstrak, semacam Niks dan Erebos, untuk bercinta dan menghasilkan keturunan, selain juga memungkinkan Gaia untuk melahirkan keturunan tanpa harus memiliki pasangan, yaitu Uranus, Ourea, dan Pontos. Eros tidak muncul dalam karya Homeros.
Menurut mitos pra-Homeros, Eros adalah putra Aither (udara atas) dan Hemera (siang). Dalam mitos Orfik, Eros identik dengan dewa bersayap emas, Fanes atau Protogonos, yang lahir dari Telur Dunia.
Bahwa Fanes atau Eros terlahir dari Telur Semesta memiliki kemiripan dengan sebuah drama komedi gubahan Aristophanes, seorang penulis drama asal Athena dari abad ke-5 SM. Aristophanes menulis bahwa Niks (malam) bercinta dengan Badai dan melahirkan telur perak besar. Ketika Telur Dunia itu menetas, Eros terlahir membawa cahaya. Eros di sini ditampilkan bersayap emas.
Eros lebih terkenal sebagai dewa muda putra dari Afrodit dan Ares dalam karya-karya dari masa selanjutnya, yaitu pada masa Hellenistik dan periode Romawi. Ini menjadikannya sebagai saudara Fobos (panik), Deimos (teror), dan Harmonia, istri Kadmos dari Thebes.
Seorang penyair bersama Olen menyebut bahwa Eros adalah putra Eileithyia, dewi kelahiran.
Dalam tradisi pada masa selanjutnya, Eros digambarkan sebagai bocah lelaki yang mirip malaikat dan membawa busur dan panah. Panah bermata emasnya dapat menjadikan dewa atau manusia jatuh cinta, sedangkan panah bermata timahnya akan menjadikan makhluk apapun menjadi tidak mencintai.
Eros dikenal oleh orang Romawi sebagai Kupido (Cupid), yang juga disebut Amor. Menurut kisah Keledai Emas karya penulis Romawi Lucius Apuleius, Cupid (Eros) menikahi Psikhe. Anak mereka adalah seorang gadis bernama Volupta (kesenangan).
8.      Gaia
Gaia adalah dewi dan personifikasi bumi. Dia dsiebut juga Ge dan dikenal oleh orang Romawi sebagai Terra Mater dan Tellus. Menurut Diodoros Sikolos, nama lainnya adalah Titaia.
Gaia dilahirkan bersama dengan Niks (malam), Erebos, Tartaros, dan Eros (cinta). Tanpa pasangan (atau mungkin dengan Aither) Gaia melahirkan Uranus (langit), Ourea (pegunungan) dan Pontos (lautan).
Gaia bercinta dengan putranya Pontos dan melahirkan Nereus dan Forkis, keduanya merupakan dewa laut kuno.
Gaia menikahi putranya yang lain, Uranus, yang kemudian menjadi penguasa dunia. Dari Uranus, Gaia melahirkan para Hekatonkheire (raksasa bertangan seratus), Kiklops, dan Titan.
Ketika suaminya mengurung para Hekatonkheire dan Kiklops di Tartaros karena rupa mereka yang buruk dan ukuran mereka yang besar, Gaia bersekongkol dengan salah satu putranya, Kronos, untuk menggulingkan kekuasaan Uranus. Gaia memberi sebuah sabit kepada Kronos untuk memotong alat kelamin ayahnya dan melemparnya ke laut. Alat kelamin ini ditutupi oleh buih laut dan darinya terlahirlah Afrodit, dewi cinta. Sementara darah Uranus yang terciprat ke bumi (Gaia) membentuk makhluk-makhluk lainnya, yaitu para Gigant, Erinyes, dan Meliai.
Setelah dikebiri, Uranus digantikan oleh Kronos sebagai penguasa dunia. Kronos dan para Titan lainnya memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu di langit dan bumi. Kronos adalah Titan yang menciptakan Zaman Emas Manusia. Kronos menikahi saudarinya sendiri, Rea (Ops).
Namun kekuasaan Kronos juga terancam. Kronos menolak membebaskan para Hekatonkheire dan Kiklops dari Tartaros, akibatnya Gaia meramalkan bahwa Kronos akan kehilangan kekuasaannya oleh anaknya, seperti yang dulu dilakukannya terhadap Uranus. Kronos berusaha mencegah ramalan itu terjadi. Dia menelan setiap anak yang dilahirkan oleh istrinya. Zeus, putra keenam Rea, diselamatkan oleh ibunya. Rea menyembunyikan bayi Zeus di Kreta dan memberikan batu yang berbalut kain kepada Kronos untuk ditelan.
Dengan bantuan Gaia dan Okeanid Metis, Zeus berhasil membuat Kronos memuntahkan saudara-saudaranya dengan suatu ramuan. Perang pun pecah antara para Titan dan dewa Olimpus. Beberapa Titan memihak dewa Olimpus, termasuk Prometheus yang merupakan Titan tercerdas. Prometheus menasehati Zeus untuk membebaskan para Hekatonkheire dan Kiklops dan Tartaros. Dengan bantuan para raksasa itu, para dewa Olimpus berhasil mengalahkan para Titan dan mengurung mereka di Tartaros. Zeus lalu menjadi penguasa dunia, namun dia membagi wilayah kekuasaan bersama kedua saduaranya, Poseidon dan Hades.
Gaia kembali merasa tidak senang karena para Titan dikurung di Tartaros. Akibatnya Zeus dan para dewa Olimpus harus menghadapi bahaya lainnya. Yang pertama adalah monster naga Tifon, dan yang kedua adalah serangan para Gigant. Tifon adalah puutra Gaia dan Tartaros. Zeus berhasil mengalahkan Tifon meski tidak mudah. Sementara para Gigant diramalkan oleh Gaia bahwa mereka tidak akan dapat dikalahkan oleh para dewa Olimpus tanpa bantuan seorang pahlawan manusia. Dengan bantuan Herakles, para dewa Olimpus pun berhasil mengalahkan para Gigant.
Gaia juga bercinta dengan Poseidon dan melahirkan Antaios, yang dibunuh oleh Herakles, akibat menantang sang pahlawan bergulat. Antaios bertambah kuat jika menyentuh tanah, karena kekuatannya berasal dari ibunya.
Gaia memiliki kemampuan untuk meralam masa depan. Dia adalah pengelola orakel Delphi yang pertama, sebelum menyerahkannya kepada Themis, seorang Titan. Dia meramalkan kejatuhan putranya, Kronos. Dia juga memperingatkan Zeus bahwa putra Metis dapat menggulingkan kekuasaannya.
Dalam mitos Orfik, Gaia dan Uranus bukan ibu dan anak, melainkan dua bersaudara. Mereka adalah anak Protogonos (Fanes) dan Niks. Dia sedikit terlibat dalam mitos penciptaan versi Orfik. Niks versi Orfik nampaknya mengambil alih peran Gaia versi Hesiodos, karena adalah Niks yang memiliki kemampuan meramal, dan memberi nasehat kepada tiga penguasa dunia: Uranus, Kronos, dan Zeus.
9.      Uranus
Uranus adalah dewa dan personifikasi langit. Uranus merupakan putra Gaia dan kemungkinan Aither. Uranus menikahi ibunya dan menjadi penguasa dunia yang pertama.
Uranus bercinta dengan Gaia dan menjadi ayah dari para Hekatonkheire (raksasa bertangan seratus), Kiklops (raksasa bermata satu), dan Titan. Para Hekatonkheire dan Kiklops dikurung oleh Uranus di Tartaros karena rupa mereka yang buruk. Gaia marah dan mengajak anak-anaknya yang lain untuk memberontak melawan Uranus. Titan yang termuda, Kronos, menerima ajakan Gaia. Kronos memotong alat kelamin ayahnya dan melemparkannya ke laut. Alat kelamin itu ditutupi oleh buih dan terlahirlah Afrodit. Sementara darah Uranus yang terciprat ke bumi menjadi para Gigant, Erinyes dan Meliai.
Menurut Diodoros Sikolos, Uranus adalah seorang raja yang didewakan setelah meninggal. Uranus menikahi Titaia (Gaia) dan memiliki 45 orang putra, yang 15 di antaranya dikenal sebagai Titan. Uranus dalah penguasa pertama manusia. Putri sulungnya, Basileia (Theia), meneruskan pemerintahannya, bersama suaminya Hiperion.
Menurut mitos Orfik, Gaia dan Uranus bukanlah ibu dan anak, melainkan kakak-adik. Mereka merupakan anak Protogonos (Fanes) dan Niks.
10.    Pontos
Pontos adalah personifikasi lautan. Pontos lahir dari Gaia, bersama Uranus (langit) dan Ourea (pegunungan). Pontos secara harfiah berarti "laut".
Pontos beercinta dengan ibunya, Gaia, dan menjadi ayah dari Nereus dan Forkis, dan juga Euribia, Thaumas (ayah Iris), dan monster laut Keto. Sebagai dewa laut, putranya Nereus menjadi lebih penting daripada Pontos sendiri.
Pontos dikatakan memiliki seorang istri bernama Thalassa (Dione), seorang dewi laut, kemungkinan putri Okeanos dan Thetis.
11.    Nereus
Nereus adalah dewa laut kuno. Dia adalah putra Pontos (lautan) dan Gaia (bumi). Nereus adalah saudara Forkis, Euribia, Thaumas (ayah Iris), dan monster laut Keto.
Nereus menikahi seorang Okeanid bernama Drois, yang melahirkan lima puluh nimfa laut, dikenal sebagai para Nereid. Nereid yang terkenal antara lain Thetis, Psamathai dan Galateia.
Nereus memiliki kemampuan meramal masa depan serta kemampuan mengubah bentuk.
12.    Forkis
Forkis adalah dewa laut kuno. Forkis merupakan putra Pontos dan Gaia. Forkis kemungkinan merupakan dewa laut yang penting sebelum Poseidon muncul. Forkis bercinta dengan saudarinya, monster Keto, dan menjadi ayah dari para Gorgon, Graiai, dan kemungknan Ekhidna serta Ladon.
13.    Euribia
Euribia adalah anak perempuan Gaia dan Pontos. Euribia menikahi Titan Krios, dan menjadi ibu dari Astraios, Perses, dan Pallas.
Hesiodos menyebutkan bahwa Euribia memiliki jantung dari batu api. Hesiodos juga menyebut Euribia sebagai dewi terang.
Berikut ini adalah dewa-dewa awal yang berasal dari versi yang kurang terkenal, seperti misalnya mitos Orfik, Apollonios, Homeros dll.


·         Demiurgos
·         Okeanos
·         Eurinome
·         Ofion
·         Khronos
·         Adresteia
·         Protogonos



1.     Demiurgos
Demiurgos, bermakna "pencipta", "pembuat", "pembangun", atau "perancang adalah nama yang pertama kali digunakan oleh filsuf Athena, Plato (428-347 SM).
Plato adalah murid dan pengikut Sokrates. Meskipun Sokrates tidak meninggalkan karya apapun tentang filsafat, namun Plato banyak menggunakan Sokrates dalam dialog-dialognya. Tidak diketahui secara pasti berapa banyak ajaran asli Sokrates yang ada dalam karya Plato. Karya-karya Plato beragam mulai dari politik sampai ilmu alam: beberapa di antaranya bersifat keagamaan dan metafisik.
Menurut dialog Plato, Timaios, Demiurgos adalah pencipta agung alam semesta dan dia menciptakan Telur Dunia, langit, bumi, dan lautan, selain juga dewa-dewa rendah lainnya. Adalah para dewa rendah yag menciptakan manusia dan semua makhluk hidup (hewan, tanaman, dll). Demiurgos versi Plato pada dasarnya merupakan pencipta yang baik.
Bagi sekolah Gnostik dan beberapa lainnya, penggunaan Demiurgos menjadi berubah. Demiurgos menjadi dewa atau malaikat yang sombong, yang mengira telah menciptakan dunia materi fisik. Biasanya, Demiurgos digambarkan berjenis kelamin dua; dia memiliki alat kelamin jantan dan betina sehingga mampu melahirkan tanpa pasangan.
Dewa atau makhluk sombong lainnya dapat disebut pula dengan nama Demiurgos, misalnya Ofion atau Ular Dunia, yang bercinta dengan Dewi Pencipta Eurinome. Eurinome melahirkan sebutir telur perak (Telur Semesta), yang menghasilkan keseluruhan dunia serta isinya. Ofion dengan sombongnya mengatakan bahwa dia sendirian yang menciptakan dunia. Akibatnya Eurinome melemparnya ke Tartaros.
Dalam mitos Orfik, Demiurgos biasanya disebut sebagai Zeus. Zeus menelan Protogonos, pencipta alam semesta, sekaligus menelan seluruh alam semesta. Dengan alam semesta di dalam perutnya, Zeus memiliki kekuatan untuk menciptakan ulang dunia.
2.     Okeanus
Menurut Homeros dan Apollonios dari Rhodos, Okeanos bukanlah Titan seperti disebutkan oleh Hesiodos, melainkan merupakan dewa sekaligus personifikasi laut awal.
Menurut Homeros, para dewa muncul dari Okeanos dan Tethis. Seperti halnya menurut Hesiodos, samudra Okeanos mengelilingi lempengan datar bumi (Gaia). Samudra Okeanos adalah batas terluar alam semesta, tempat matahari tidak bersinar.
Menurut Apollonios, Okeanos kemungkinan adalah ayah dari dewi pencipta, Eurinome. Eurinome barangkali menciptakan dirinya sendiri dari Okeanos, atau dilahirkan dari Okeanos.
Sejarawan Yunani kuno, Diodoros Sikolos, menulis:
Karena aku pergi untuk melihat bumi yang berlimpah
Okeanos sumber para dewa dan Thetis yang agung
Ibu mereka

Meskipun tidak ada mitos Okeanos sebagai dewa pencipta, selain catatan singkat yag tersebar di berbagai sumber kuno, kita hanya dapat menduga-duga mengenai perannya dalam mitos penciptaan.
3.     Eurinome
Eurinome adalah Dewi Semua Benda. Dia dalah dewi ibu dan dewi pencipta agung. Eurinome mungkin juga adalah dewi matahari dan bulan. Suami Eurinome adalah Ofion.
Menurut Apollonios dari Rhodos, makhluk pertama adalah Eurinome, putra Okeanos. Eurinome mungkin sama atau berbeda dengan nimfa Okeanid bernama Eurinome. Kedunya merupakan anak perempuan Okeanos, namun menurut Apollonios, Okeanos bunkanlah Titan, melainkan samudra purba. Okeanos versi Apollonios lebih seperti Khaos versi Hesiodos daripada Okeanos versi Hesiodos.
Eurinome bercinta dengan Ofion dan menghasilkan Telur Semesta, yang menetas dan memunculkan dunia beserta sisinya, seperti bumi, langit, dan lautan, dan mengisinya dengan hewan. Eurinome beserta Ofion adalah yang pertama berkuasa di Olimpus, sebelum mereka digulingkan oleh para Titan, Kronos dan Rea. Kronos bertarung dengan Ofion, sedangkan Rea bertarung dengan Eurinome. Pada akhirnya Eurinome dan Ofion dijatuhkan dari langit ke dalam samudra. Ini menunjukkan bahwa versi Apollonios menggunakan Eurinome dan Ofion sebagai pengganti Gaia dan Uranus.
4.     Ofion
Ofion adalah ular purba atau Ular Dunia. Dia adalah ular yang diciptakan oleh Eurinome, yang menggulung udara dan air menjadi makhluk hidup. Eurinome kemudian menjadi istrinya.
Dalam Argonautika, Apollonios dari Rhodos menulis kisah penciptaan dunia yang berbeda dari kisah yang lebih ppopuler versi Hesiodos. Apollonios menceritakan Ofion dan Okeanid Eurinome sebagai penguasa awal dunia, bukan Gaia dan Uranus.
Ofion adalah dewa yang tidak jelas, dan hanya diceritakan dalam Argonautika. Jadi tidak banyak yang diketahui tentangnya. Nampaknya Ofion merupakan dewa purba pertama.
Ketika langit, bumi, dan lautan diciptakan, dan dunia mulai dihuni berbagai makhluk, Ofion dan Eurinome berkuasa dari Olimpus. Namun kemudian para Titan memberontak melawan mereka. Titan Kronos dan Rea menggulingkan Ofion dan Eurinome, lalu melempar mereka ke dalam samudra Okeanus. Kronos dan Rea kemudian menjadi penguasa dunia.
5.     Khronos
Sebelum dunia dan para dewa diciptakan, tidak ada apapun kecuali Waktu, yang oleh orang Yunani disebut Khronos, serta Keniscayaan, yang disebut Arasteia atau Ananke. Ini adalah masa yang disebut Waktu Abadi karena waktu tidak terbatas dan tidak tentu, yang disebut juga sebagai Aion.
Menurut beberapa sumber, Khronos berwujud ular atau naga bersayap besar dengan tiga kepala, yaitu kepala banteng, singa, dan manusia. Khronos juga digambarkan sebagai seorang pria tua yang bersayap
Khronos bercinta dengan Adrasteia. Anak-anak mereka antara lain Khaos, Erebos, dan Aither. Mereka juga menghasilkan Telur Semesta (Telur Dunia). Ketika telur itu menetas terlahirkah Protogonos ("lahir pertama"). Protogonos dikenal juga sebagai Fanes (dewa cahaya). Protogonos adalah dewa pertama dan sekaligus dewa pencipta.
6.     Adrasteia
Adrasteia adalah Keniscayaan. Adrasteia ada bersama Khronos (Waktu) sejak segala sesuatu bermula, sejak dunia belum diciptakan. Nama lainnya adalah Ananke.
Seperti halnya Khronos, Adrasteis berwujud ular atau naga betina raksasa. Adrasteia adalah ibu Khaos, Erebos, dan Aither.
7.     Protogonos
Protogonos adalah dewa pencipta. Dia adalah dewa pertama dan terlahir dari Telur Semesta (Telur Dunia), yang dihasilkan oleh Khaos dan Aither. Menurut mitos Orfik, nama Protogonos bermakna "Terlahir pertama", dan dia adalah pencipta dunia.
Protogonos memiliki tiga nama berbeda. Nama lainnya yang terkenal adalah Fanes, dewa cinta dan cahaya yang bersayap emas. Namanya yang lain adalah Erikapaios (Kekuasaan) dan Metis (Pemikiran). Tiga nama ini merepresentasikan tiga aspek berbeda dari kekuatan Protogonos.
Protogonos adalah penguasa tertinggi alam semesta.
Banyak sejarawan yang mengaitkan Protogonos atau Fanes dengan Eros, dewa cinta purba. Sebagai Eros, dia disebut Bromios (Pemetir), yang juga merupakan julukan untuk Dionisos.
Ada sedikit kebingungan apakah Niks (malam) adalah ibu, istri, atau anak perempuan Protogonos. Menurut satu sumber, Niks adalah anak perempuan Protogonos namun dia juga bercinta dengan Protogonos. Dari hubungan itu Niks melahirkan Uranus dan Gaia.
Sebagai Fanes, Protogonos dianggap sebagai dewa mataahri atau dewa cahaya. Fanes memiliki empat mata, sedangkan kepalanya ada banyak dan berwujud berbagai kepala hewan. Fanes digambarkan sebagai dewa tanpa jenis kelamin atau dewa dengan dua jenis kelamin. Fanes tidak terlihat namun dia memancarkan cahaya murni.
Protogonos atau Fanes juga dihubungkan dengan dewa Zagreus atau Dionisos. Ketika Zeus menjadi kuat, dia menelan Protogonos dan segala sesuatu yang telah Protogonos ciptakan. Zeus lalu menciptakan dunia baru dan Zeus bercinta dengan anak perempuannya sendiri, Persefone, dan anak-anak mereka mengisi dunia kembali. Salah satu anak Zeus dan Persefone adalah Protogonos, yang terlahir kembali sebagai Zagreus atau Dionisos. Para Titan membunuh Zagreus, namun Zeus sempat menyelamatkan jantungnya. Zeus menelan jantung itu dan bercinta dengan seorang perempuan bernama Semele. Dari hubungan itu terlahirlah Dionisos, reinkarnasi Protogonos dan Zagreus.
B.    Titan
Titan adalah para penguasa dunia sebelum para dewa Olimpus. Mereka adalah keturunan Uranus dan Gaia. Mereka tinggal di Gunung Othrys. Jumlah para Titan beragam tergantung versinya, dan pemimpin mereka adalah adalah Titan Kronos. Pada masa kekuasaan Titan, manusia mulai diciptakan.
Suatu ketika para Titan berperang dengan para dewa Olimpus yang dipimpin oleh Zeus. Para Titan kalah dan akibatnya mereka dihukum, dengan sebagian besar dari mereka dikurung di Tartaros. Semua Titan perempuan, dan beberapa Titan pria, bebas dari hukuman karena memihak para dewa Olimpus dalam peperangan tersebut.
Menurut mitos Orfik, Zeus memusnahkan para Titan dengan petirnya, karena mereka membunuh dan memakan putranya Zagreus (Dionisos). Dari abu mereka, manusia diciptakan.
Secara umum, para Titan dapat dibagi menjadi dua generasi. Titan Generasi pertama adalah anak-anak Uranus dan Gaia, sedangkan Titan generasi kedua merupakan anak-anak dari Titan generasi pertama.
Generasi Pertama
Para Titan generasi pertama merupakan keturunan langsung Uranus dan Gaia.
Menurut Hesiodos, Kronos merupakan Titan yang paling muda sekaligus paling berani. Dia menjadi pemimpin para Titan setelah mengalahkan ayahnya, Uranus. Setelah kalah dalam peperangan melawan para dewa Olimpus, yang merupakan anak-anaknya sendiri, Kronos dikurung di Tartaros.
Menurut Hesiodos, para Titan berjumlah dua belas, enam pria dan enam wanita. Dalam mitos Orfik, para Titan berjumlah empat belas, dengan tujuh pria dan tujuh wanita. Dalam versi Orfik , ada penambahan Forkis dan Dione sebagai Titan. Ini tidak termasuk Titan generasi kedua.
Beberapa pendapat menyebut bahwa Dione termasuk Titan, namun ada pula yang menyebut bahwa dia merupakan Okeanid.
Berikut ini adalah daftar Titan generasi pertama dalam berbagai versi:
Hesiodos
Apolldooros
Diodoros Sikolos
Orfik
Hyginus
Titan pria
Kronos
Kronos
Kronos
Kronos
Saturnus
Okeanos
Okeanos
Okeanos
Okeanos
Oceanus
Hiperion
Hiperion
Hiperion
Hiperion
Hyperion
Iapetos
Iapetos
Iaeptos
Iapetos
Polus
Krios
Krios
Krios
Krios
Atlas
Koios
Koios
Koios
Kaus
-
-
-
-
Forkis
-
Titan wanita
Rea
Rea
Rea
Rea
Ops
Tethis
Tethis
Tethis
Tethis
Themis
Theia
Theia
Themis
Theia
Moneta
Themis
Themis
Foibe
Themis
Dione
Foibe
Foibe
Mnemosine
Foibe
-
Mnemosine
Mnemosine
-
Mnemosine
-
-
Dione
-
Dione
-
Berikut adalah Titan generasi pertama yang paling dikenal:


·  Kronos
·  Okeanos
·  Hiperion
·  Iapetos
·  Koios
·  Krios
·  Rea
·  Tethis
·  Themis
·  Mnemosine
·  Theia
·  Foibe


·  Dione
1.     Kronos
Kronos adalah penguasa dunia dan pemimpin para Titan. kronos adalah putra bungsu Uranus dan Gaia, meskipun menurut Diodoros Sikolos, dia adalah putra sulung mereka.
Kronos menikahi saudarinya Rea dan menjadi ayah dari Hestia, Poseidon, Hades, Demeter, Hera, dan Zeus.
Kronos adalah dewa langit dan dewa penguasa dunia setelah menggulingkan Uranus. Uranus sendiri dikalahkan setelah Kronos memotong alat kelaminnya. Kronos juga adalah dewa pertaninan dan kesuburan. Orang Romawi mengenalnya sebagai Saturnus, dewa pertanian Romawi. Dalam astronomi, Saturnus adalah planet keenam di tata surya. Sebelum teleskop ditemukan, planet Saturnus adalah planet terjauh yang dapat dilihat dengan mata terlanjang, jadi dalam waktu yang lama, Saturnus dikenal sebagai planet terluar di tata surya. Saturnus dikenal sebagai planet gas raksasa, dengan ciri berupa cincin di selilingnya.
Ketika ayahnya, Uranus, mengurung saudara-saudara Kronos, yaitu para Hektonkheire dan Kiklops di Tartaros, Gaia menjadi marah. Gaia lalu mengajak para Titan untuk memberontak terhadap Uranus. Kronos, Titan termuda, terkuat, sekaligus tercerdas, bersedia membantu. Kronos memotong alat kelamin ayahnya dengan sabit dan melemparnya ke laut.
Dengan mengalahkan ayahnya, Kronos menjadi penguasa dunia. Dia berbagi kekuasaannya dengan para Titan lainnya. Kronos menggantikan Uranus sebagai penguasa langit. Selama masa pemerintahannya, Kronos menciptakan manusia, dan ketika itu umat manusia mengalami masa kedamaian yang disebut Zaman Emas.
Namun Kronos tidak membebaskan para Hekatonkheire dan Kiklops dari Tartaros. Dia membiarkan mereka terkurung di sana. Gaia lagi-lagi marah dan akibatnya meramalkan bahwa Kronos pun akan dikalahkan oleh putranya sendiri.
Kronso ketakutan pada ramalan tersebut dan berusaha mencegahnya terjadi. Dia menelan setiap anak yang dilahirkan oleh istrinya. Namun Rea berhasil mengelabui Kronos dengan memberikan batu berlapis kain untuk ditelan, sementara anak keenamnya, Zeus, disembunyikan di Kreta.
Ketika Zeus dewasa, dia berhasil membuat Kronos memuntahkan semua anak-anak yang pernah ditelannya. Akhirnya pecah perang antara para Titan melawan Zeus dan saudara-saudaranya. Dalam perang tersebut, Kronos dan para Titan dikalahkan, lalu dikurung di Tartaros dengan dijaga oleh para Hekatonkheire. Zeus lalu menggantikan Kronos sebagai penguasa dunia.
2.     Okeanos
Okeanos adalah Titan penguasa samudra. Dia adalah putra sulung Uranus dan Gaia. Samudra Okenaos dikatakan mengalir dalam aliran yang mengelilingi bumi, yang saat itu dipercaya berbentuk datar.
Okeanos menikahi saudarinya, Tethis. Semua putra mereka menjadi dewa sungai. Okeanos dan Tethis juga memiliki tiga ribu orang anak perempuan yang disebut para Okeanid.
Okeanos adalah satu-satunya Titan pria putra Uranus yang memihak kelompok Zeus dalam perang Titanomakhia. Selama perang itu, Hera dijaga oleh Okeanos dan istrinya.
Menurut Homeros dan Apollonios dari Rhodos, Okeanos lebih tua daripada para Titan. Menurut Homeros, para dewa lahir dari Okeanos, yang merupakan samudra purba. Dia adalah yang tertua di antara semua dewa, dan merupakan ayah para dewa. Sementara menurut Apollonios dalam karyanya Argonautika, Eurinome sang dewi pencipta terlahir dari Okeanos.
3.     Hiperion
Hiperion adalah Titan matahari dan putra Uranus dan Gaia. Hiperion menikahi saudarinya sendiri, yaitu Titan perempuan bernama Theia. Anak-anak mereka antara lain Helios (dewa matahari), Eos (dewi fajar), dan Selene (dewi bulan). Karena sama-sama dewa dewa matahari, Hiperion sering tertukar dengan Helios.
Ketika Kronos menyerang Uranus, Hiperion bersama tiga Titan lainnya (Koios, Krios dan Iapetos) ikut memegangi Uranus. Karena itu mereka berempat disebut sebagai empat pilar dunia, dan Hiperion melambangkan pilar timur.
Dalam perang Titanomakhia, Hiperion memihak para Titan sehingga dia dikurung di Tartaros.
Menurut Diodoros Sikolos, Hiperion adalah seorang manusia yang menikah dengan Basileia (Theia). Dia dibunuh oleh saudara-saudaranya, para Titan.
4.     Iapetos
Iapetos adalah salah seorang Titan putra Uranus dan Gaia. Dia menikah dengan salah seorang anak perempuan Okeanos dan Tethis, kemungkinan Klimene atau Asia. Iapetos memiliki anak beberapa Titan, antara lain Atlas, Menoitios, Prometheus dan Epimetheus. Menurut pendapat lainnya Iapetos menikahi saudarinya sendiri, Themis, dan menjadi ayah dari Prometheus.
Iapetos adalah Titan Kehidupan Mortal, dan anaknya, Prometheus, merupakan pencipta manusia dan makhluk mortal lainnya.
Ketika Kronos menyerang Uranus, Iapetos bersama tiga Titan lainnya (Koios, Krios dan Hiperion) ikut memegangi Uranus. Karena itu mereka berempat disebut sebagai empat pilar dunia, dan Hiperion melambangkan pilar barat.
Dalam perang Titanomakhia, putranya, Prometheus, mmebujuknya untuk berpindah pihak pada Zeus daripada berperang melawan Zeus. Iapetos tidak menghiraukan nasehatnya, jadi ketika Zeus mengalahkan para Tiran, Iapetos ikut dikurung di Tartaros.
Putra-putra Iapetos juga terkena hukuman Zeus. Atlas dihukum karena ikut membantu para Titan dalam perang melawan dewa Olimpus. Atlas diharuskan memikul langit di pundaknya. Atlas harus menjalani hukumannya memikul langit di ujung barat dunia. Ini sesuai dengan Iapetos, yang melambangkan pilar barat dunia. Sementara Menoitios dihukum dengan cara dihantam oleh petir Zeus sebelum kemudian dilempar ke Erebos (Dunia Bawah).
Dua putra Iapetos lainnya, Prometheus dan Epimetheus, mendukung Zeus dalam perang, sehingga mereka tidak ikut dihukum bersama ayah dan saudara-saudara mereka. Namun tetap saja pada akhirnya mereka memperoleh nasib buruk. Epimetheus menikahi Pandora, manusia perempuan pertama, yang kemudian melepaskan segala bentuk penderitaan pada umat manusia. Sementara Prometheus dihukum dirantai di puncak Gunung Kaukasus karena telah membantu manusia menipu Zeus dan mencuri api dari Olimpus untuk diberikan pada manusia. Setiap hari liver Prometheus dimakan oleh seekor elang, dan kemudian secara otomatis tumbuh lagi, untuk kemudian dimakan lagi.
5.     Koios
Koios adalah Titan kecerdasan dan pikiran yang ingin tahu. Dia adalah putra Uranus dan Gaia. Namanya bermakna "pertanyaan" atau "bertanya". Dia menikahi saudarinya sendiri, Foibe. Anaknya adalah Leto dan Asteria.
Ketika Kronos menyerang Uranus, Koios bersama tiga Titan lainnya (Iapetos, Krios dan Hiperion) ikut memegangi Uranus. Karena itu mereka berempat disebut sebagai empat pilar dunia. Nama lain dari Koios, yakni Polos ("dari kutub utara"), mengindikasikan bawa dia melambangkan pilar utara. Koios berperan sebagai dewa poros surga, yang menjadi pusat perputaran langit dan bintang. Dia juga kemungkinan adalah dewa orakel surga, seperti juga istrinya Foibe, yang merupakan dewi orakel bumi, dan cucu mereka, Apollo, juga menjadi dewa yang menguasai orakel.
Ketika Zeus mengalahkan para Titan, Koios ikut dikurung di Tartaros karena mendukung para Titan.
6.     Krios
Krios adalah salah seorang Titan putra Uranus dan Gaia. Dia menikahi saudari tirinya,Euribia, anak perempuan Gaia dan Pontos. Anak-anaknya antara lain Perses, Pallas, dan Astraios.
Ketika Kronos menyerang Uranus, Iapetos bersama tiga Titan lainnya (Koios, Iapetos dan Hiperion) ikut memegangi Uranus. Karena itu mereka berempat disebut sebagai empat pilar dunia. Krios dipercaya melambangkan dengan pilar selatan, karena dia dikaitkan dengan rasi bintang Aries, yang muncul di langit selatan pada musim semi.
Ketika Zeus mengalahkan para Titan, Krios ikut dikurung di Tartaros karena memihak para Titan.
7.     Rea
Rea adalah Titan dan dewi bumi. Dia adalah anak perempuan Uranus dan Gaia. Menurut Diodoros Sikolos, nama lain Rea adalah Pandora. Rea dikenal oleh orang Romawi sebagai dewi Ops atau Magna Mater.
Rea menikahi saudaranya, Kronos, dan melahirkan para dewa Olimpus, yaitu Hestia, Poseidon, Hades, Demeter, Hera, dan Zeus. Hewan kesayagannya adalah singa. Rea juga punya kendaraan berupa kereta perang yang diteraik oleh sepasang singa.
Ketika diramalkan bahwa Kronos akan dikalahkan oleh anaknya sendiri, Kronos berusaha mencegah ramalan itu. Setiap kali Rea melahirkan, maka Kronos akan menelan sang anak. Ketika Zeus, putra keenamnya lahir, Rea melakukan upaya agar Kronos tidak menelan anaknya lagi. Rea memberikan batu berlapis kain kepada Kronos, sementara Zeus disembunyikan di Kreta, di sana Zeus dijaga oleh para nimfa dan para Kuretes.
Setelah Zeus dewasa, Rea membantunya untuk membuat Kronos memuntahkan semua anak yang pernah ditelannya.
Sebagai Ops, dia adalah dewi kesuburan dan kelimpahan. Ops disembah bersama Consus, dewa dengan fungsi yang tidak jelas.
Rea kadang diidentikkan dengan Kibele, dewi atau ibu bumi dari Phrygia. Rea juga dikaitkan dengan dewi dari Kreta, Diktinna, yang dulunya dikenal sebagai Britomartis.
Dalam mitos Orfik, setelah Zeus lahir, Rea mengganti namanya menjadi Demeter. Sebagai Demeter, Rea diperkosa oleh Zeus, dan akibatnya dia melahirkan Persefone. Zeus kemudian memperkosa Persefone dan lahirlah Dionisos atau Zagreus.
8.     Tethis
Tethis adalah Titan laut. Dia adalah anak perempuan Uranus dan Gaia. Dia menjadi istri saudaranya, Okeanos. Dia merupakan ibu dari semua dewa laut. Dia juga disebutkan melahirkan tiga ribu anak perempuan yang disebut para Okeanid.
Putri sulungnya adalah Stiks, yang merupakan satu-satunya dewi sungai perempuan, sementara putrinya yang lain yang terkenal adalah Amfitrit, yang menjadi istri Poseidon, dan Doris, yang menikahi Nereus dan menjadi dewi laut.
Selama perang antara para Titan melawan dewa Olimpus, Hera dijaga oleh Okeanos dan Tethis.
Dalam Iliad karya Homeros, Okeanos dan Tethis bertengkar dan Hera ingin membuat mereka berbaikan kembali. Hera sangat perhatian terhadap para orang tua angkatnya itu, namun ini sebenarnya merupakan rencanan Hera untuk dapat menggoda Zeus supaya Zeus melupakan keadaan Perang Troya.
Menurut beberapa sumber lainnya, Tethis dan Okeanos adalah orang tua purba para dewa. Mereka bukanlah Titan, melainkan yang tertua di antara para dewa.
9.     Themis
Themis adalah Titan keadian. Dia adalah anak perempuan Uranus dan Gaia. Seperti ibunya, dia dikenal sebagai dewi bumi. Kemudian dia dikenal sebagai dewi keteraturan dan keadilan.
Themis adalah istri kedua Zeus. Themis memiliki banyak anak, antara lain para Hoirai, yaitu Eunomia (ketertiban), Dike (keadilan) dan Eirene ("kedamaian"). Anaknya yang lain adalah para Moirai.
Menurut Aiskhylos, Themis menikahi saudaranya Iapetos (sebelum menikah dengan Zeus), dan menjadi ibu dari Titan Prometheus.
Seperti ibunya, Themis juga memiliki kemampuan meramal. Orakel Delphi pada awalnya milik Gaia, sebelum diserahkan pada Themis. Kemudian Themis menyerahkan orakel itu pada Apollo.
Peradilan tidak hanya ada di Olimpus dan di bumi, namun juga di Dunia Bawah. Adalah keputusan Themis yang menentukan apakah seorang arwah pergi ke Padang Elisian atau Tartaros. Themis digambarkan mengenakan penutup mata, yang melambangkan bahwa dirinya tidak pandang bulu dalam menetapkan peradilan berupa berkah atau hukuman terhadap para arwah. Jika ada arwah yang diputuskan dikirim ke Tartaros, maka para Erinyes akan membawa sang arwah menuju Tartaros.
Themis memiliki tiga pengiring, yang juga bertindak sebagai hakim bagi para arwah di dunia bawah. Mereka semua adalah putra Zeus, salah satu di antaranya adalah Aiakos, putra Aigina, sedangkan dua lainnya adalah Rhadamanthis dan Minos, dua-duanya merupakan putra Eruope. Ketiga hakim itu menjadi dewa minor di dunia bawah.
10.  Mnemosine
Mnemosine adalah Titan ingatan. Dia adalah anak perempuan Uranus dan Gaia. Dia adalah personifikasi abstrak ingatan, memori, dan kenangan. Orang Romawi mengenalnya sebagai Moneta.
Mnemosine bercinta dengan Zeus dan melahirkan sembilan orang anak perempuan, yang dikenal sebagai para Musai. Zeus bercinta dengan Mnemosine selama sembilan malam berturut-turut, dan setahun kemudian, Mnemosine melahirkan sembilan orang Musai. Kesembilan Musai itu adalah Kalliope, Kleio, Euterpe, Thaleia, Melpomene, Terpsikhore, Erato, Polihimnia, dan Urania.
11.  Theia
Theia adalah Titan sihir. Dia merupakan anak perempuan Uranus dan Gaia. Nama lainnya adalah Eurifaissa.
Theia juga adalah dewi cahaya. Dia menikahi saudaranya Hiperion dan melahirkan Eos (dewi fajar), Helios (dewa matahari), dan Selene (dewi bulan). Theia juga bercinta dengan saudaranya yang lain, yakni Okeanos, dan melahirkan para Kerkops.
Menurut Diodoros Sikolos, nama aslinya adalah Basileia dan merupakan seorang ratu yang berkuasa setelah Uranus. Dia menikahi Hiperion dan memiliki anak Helios dan Selene. Dia adalah ratu manusia yang kemudian didewakan. Ketika para Titan membunuh suaminya dan menenggelamkan putranya, Basileia melarikan diri ke tempat yang tidak tentu, sampai akhirnya dia menghilang setelah terjadi badai petir.
12.  Foibe
Foibe adalah Titan bulan. Dia adalah anak perempuan Uranus dan Gaia. Foibe menikahi saudaranya, Koios. Anak-anaknya adalah Leto dan Asteria, jadi Foibe adalah nenek Apollo, Artemis, dan Hekate.
Namanya bermakna "cahaya", dan dia nampaknya dikaitkan dengan bulan. Menurut penulis drama abad ke-5 SM, Aiskhylos, Foibe menyerahkan orakel Delphi kepada cucunya Apollo, meskipun beberapa penulis kuno menyebut bahwa adalah saudari Foibe, yakni Themis, yang menyerahkan orakel Delphi kepada Apollo setelah Apollo membunuh naga Pithon.
Menurut mitos penciptaan Pelasgos, Foibe ditugaskan oleh Eurinome untuk berkuasa di bulan bersama Titan Atlas.
13.  Dione
Dione adalah dewi yang tidak jelas. Tidak diketahui secara pasti apakah dia adalah Titan atau Okeanid. Tidak ada penulis kuno yang menjelaskan atributnya, namun kemungkinan dia adalah dewi laut, terutama karena Dione juga dikenal dengan nama lainnya, Thalassa, yang merupakan dewi laut. Dengan nama ini, dia barangkali menjadi istri Pontos.
Dalam Theogonia karya Hesiodos, Dione adalah anak perempuan Okeanos dan Tethis.
Dalam Iliad karya Homeros, Dione adalah ibu Afrodit, dewi cinta. Dione menghibur putrinya, yang baru saja dilukai oleh Diomedes, pahlawan Yunani. Homeros tidak menjelaskan siapa orang tua Dione atau apa kekuasaan Dione. Mitografer Yunani, Apollodoros, dan penulis drama tragedi, Euripides dalam dramanya Helene, juga menampilkan Dione sebagai ibu Afrodit, kecuali bahwa mereka menyebutnya sebagai anak perempuan Uranus dan Gaia, yang dengan demikian menjadikannya sebagai seorang Titan. Para mitografer Romawi juga menyebut Dione sebagai Titan dan ibu Venus (Afrodit).
Dione berbagi orakel Dodona bersama Zeus.
Berikut ini adalah perbedaan versi mengenai status Dione:
Status Dione
Sumber
Titan
Homeros: Iliad ?
Apollodoros: Bibliotheke.
Euripides: Helene.
Hyginus: Fabulae.
Mitos Pelasgos.
Okeanid
Hesiodos: Theogonia
Dalam Himne Homeros untk Apollo Delos, Dione merupakan salah satu dewi yang mengawasi ketika Leto melahirkan Apollo di pulau Delos.
Nama Dione mungkin penting, karena nama ini merupakan bentuk feminin dari Zeus. Dalam lembaran Linear B, Dione ditulis sebagai DI-WI-JA atau Diwia, sedangkan Zeus ditulis DI-WO, DI-WE atau DI-WI-JE-U. Dione mungkin adalah dewi yang penting sebelum terjadinya migrasi bangsa Doria dan sebelum zamannya Homeros. Para sejarawan percaya bahwa ketika orang Yunani Hellenik bermigrasi ke Yunani (1150-950 SM), mereka memabwa serta dewa-dewi mereka sendiri. Pada awalnya, Dione adalah istri Zeus. Namun di kemudian hari dia digantikan oleh dewi pra-Hellenik lainnya dari Argos, yaitu Hera, yang menjadi istri Zeus di Olimpus.
Menurut mitos penciptaan Pelasgos, Dione ditugaskan oleh Eurinome untuk memerintah di bulan, bersama Titan Atlas.
Generasi Kedua
Titan generasi kedua adalah para Titan muda yang merupakan keturunan dari para Titan generasi pertama. Meskipun demikian, tidak ada pengelompokkan pasti untuk Titan generasi kedua ini karena banyak pula dewa yang merupakan keturunan Titan generasi pertama namun tidak dianggap sebagai Titan. Zeus dan kelima saudaranya merupakan anak-anak Titan Kronos dan Rea, namun mereka tidak disebut sebagai Titan generasi kedua, melainkan sebagai dewa Olimpus. Titan Okeanos juga memiliki anak yaitu tiga ribu dewa sungai dan tiga ribu nimfa Okeanid, dan kesemuanya tidak disebut sebagai Titan, dengan kemungkinan pengecualian bagi Okeanid Stiks dan Metis, mereka berdua dianggap sebagai Okeanid sekaligus sebagai Titan.
Beberapa mungkin berpendapat bahwa Helios dan saudari-saudarinya merupakan Titan, dan ada pula yang mengatakan sebaliknya. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa Hekate adalah Titan, yang jika demikian adanya, berarti Hekate adalah Titan generasi ketiga. Daftar di bawah ini berisi para dewa yang menurut sebagian besar pendapat merupakan Titan generasi kedua.


·         Atlas
·         Prometheus
·         Epimetheus
·         Menoitios
·         Helios
·         Perses
·         Astraios
·         Pallas
·         Leto
·         Asteria
·         Stiks


·         Metis
1.      Atlas
Atlas adalah Titan putra Iapetos dan Okeanid Klimene atau Asia. Dia adalah saudara Menoitios, Prometheus, dan Epimetheus.
Ketika saudaranya, Prometheus, berusaha membujuknya untuk tidak berperang melawan para dewa Olimpus, dia tidak menghiraukannya. Akibatnya, setelah perang Zeus menghukum Atlas, yaitu dengan memnjadikannya memikul langit di bahunya.
Atlas menikahi Pleïone, putri Okeanos dan Tethis. Dia menjadi ayah dari tujuh orang anak perempuan yang dikenal sebagai Pleiades, mereka adalah Elektra, Taÿete, Maia, Kelaino, Alkione, Asterope (Sterope) dan Merope. Hanya Merope yang memiliki suami manusia, tepatnya Sisifos, raja Korinthos.
Atlas juga kemungkinan adalah ayah para Hesperidees (Putri Bintang Senja), penjaga apel emas di taman Hesperide. Atlas bercinta dengan Hesperis dan menjadi ayah dari Aigle, Arethusa, Erytheia, Hespere (Hespera), Hespereia, Hesperusa dan Hestia.
Satu cerita menyebutkan bahwa pahlawan Perseus, ketika dalam perjalanan pulang seusai membunuh Gorgon Medua, mengubah Atlas, yang sedang dihukum, menjadi batu, karena Perseus kasihan padanya dan ingin membebaskan Atlas dari penderitaannya.
Kisah ini kontradiktif dengan kisah pertemuan Atlas dengan pahlawan lainnya Herakles, yang merupakan cicit Perseus. Herakles melaksanakan tugas kesebelasnya yang mengharuskannya mengambil apel emas Hesperides. Dalam prosesnya, Atlas gagal mengelabui Herakles untuk menggantikannya memikul langit selamanya.
2.      Prometheus
Prometheus adalah Titan pemikiran. Dia adalah putra Titan Iapetos dan Themis atau mungkin Klimene atau Asia, keduanya adalah Okeanid. Prometheus adalah saudara Atlas, Menoitios dan Epimehetus. Dia menikahi Pronoeia dan merupakan ayah Deukalion.
Selama perang antara para Titan dan dewa Olimpus, Prometheus memihak Zeus karena mengetahui bahwa para dewa Olimpus akan memenangkan perang. Sayangnya Prometheus tidak berhasil membujuk ayahnya Iapetos dan saudaranya Atlas untuk bergabung bersamanya. Akibatnya Iapetos dikurung di Tartaos, sedangkan Atlas dihukum memikul langit di pundaknya.
Ketika Athena hendak lagi, kemungkinan Prometheus atau Hefaistos membelah kepala Zeus dengan sebuah kapak. Athena muncul dari kepala Zeus dengan mengenakan baju tempur lengkap.
Prometheus memiliki kekuatan untuk melihat masa depan. Dia berhasil menyelamatkan keturunannya selama Banjir Besar.
Prometheus adalah pelindung umat manusia. Dia juga merupakan yang paling cerdas dan cerdik di antara para dewa. Dia mencuri api dari Olimpus, menyembunyikannya dalam tangkai adas, dan memberikannya kepada manusia. Dia mengelabui Zeus untuk memperoleh bagian terburuk dalam persembahan kurban bagi para dewa, sementara manusia berhak menjaga bagian terbaiknya untuk mereka sendiri. Akibat tipuannya itu, Prometheus dihukum oleh Zeus, yang memerintahkan supaya dia dirantai di puncak Kaukasus. Seekor elang raksasa memakan hatinya setiap hari.
Ketika Prometheus bertemu Io, yang sedang berjalan dalam wujud sapi, dia memberitahu bahwa Io akan dapat kembali ke wujud aslinya di Mesir. Dia juga memberitahunya bahwa Io akan melahirkan putra Zeus di Mesir, dan bahwa keturunan Io kelak akan membebaskannya dari hukumannya.Ratusan tahun kemudian, Prometheus akhirnya dibebaskan oleh Herakles, putra Zeus dan keturunan Io, sesuai ramalannya dahulu. Dalam versi lainnya, seorang kentaur bernama Kheiron menyerahkan keabadiannya untuk Prometheus, supaya Kheiron dapat mati dan bebas dari rasa sakitnya.
Prometheus, atau mungkin Themis, memperingatkan Zeus untuk tidak memperkosa Thetis, karena diramalkan bahwa putra Thetis akan menjadi lebih kuat daripada ayahny. Zeus, tak mau memiliki keturunan yang lebih kuat, akhirnya tak jadi memperkosa Tethis dan menikahkan Tethis dan seorang pahlawan manusia bernama Peleus.
3.      Epimetheus
Epimetheus adalah Titan pemikiran kemudian atau renungan. Dia adalah putra Titan Iapetos dan Okeanid Klimene atau Asia.
Dia adalah saudara Prometheus, Menoitios dan Atlas. Epimetheus menikah dengan perempuan pertama, yaitu Pandora, dan menjadi ayah dari Pyrrha.
Tak seperti saudaranya, Epimetheus bukanlah dewa yang cerdas. Karena itu dia kadang-kadang disebut sebagai Epimetheus Si Otak Amburadul.
4.      Menoitios
Menoitios adalah putra Titan Iapetos dan Klimene atau Asia. Dia adalah saudara Atlas, Ptometheus, dan Epimetheus. Dia kemungkinan adalah Titan amarah kejam, tindakan gegabah, dan mortalitas manusia. Dia membuat Zeus marah sehingag dia dihantam oleh Zeus dengan kilatan petirnya, sebelum kemudian dibuang ke Erebos. Dalam versi lainnya, Menoitios diserang oleh Zeus akibat ikut serta membantu para Titan dalam Titaomakhia.
5.      Helios
6.      Perses
Perses adalah putra Titan Krios dan Euribia. Dia dalah saudara Astraios dan Pallas. Dia menikahi Asteria dan menjadi ayah Hekate.
Peses kemungkinan dikurung bersama para Titan lainnya di Tartaros akibat ikut melawan Zeus dan para dewa Olimpus.
7.      Astraios
Astraios adalah putra Krios dan Euribia. Dia adalah saudara Perses dan Pallas. Dia menikahi Eos, dewi fajar. Anak-anaknya adalah para dewa angin (Anemoi), yaitu Boreas, Zefiros, dan Notos.
Namanya bermakna "berbintang", dan dia memang ayah bintang-bintang, karena itulah Astraios disebut juga sebagai Titan bintang-bintang.
8.      Pallas
Pallas adalah putra Titan Krios dan Euribia. Dia adalah saudara Perses dan Astraios.
Pallas menikah dengan seorang Stiks, seorang Okeanid. Anak mereka adalah Bia (tenaga), Nike (kejayaan), Kratos (kekuatan), dan Zelos (semangat).
9.      Leto
Leto adalah putri Tiran Koios dan Foibe. Dia adalah saudari Asteria. Tidak jelas Leto adalah dewi apa, namun dia kemungkinan adalah dewi kesuburan.
Leto diperkosa oleh Zeus dan menjadi ibu dari dua dewa penting di Olimpus, yaitu Apollo dan Artemis.
Dari semua dewi yang menderita akibat rasa cemburu Hera, Leto adalah yang paling tersiksa. Ketika sedang hamil anak Zeus, Leto terus-menerus dianiaya oleh Hera.
Hera melarang bumi untuk memberi tempat bagi Leto untuk melahirkan, akibatnya Leto kebingungan mencari tempat melahirkan. Dia pun terpaksa berjalan tak tentu arah hingga akhirnya tiba di pulau Ortygia, yang menurut cerita merupakan saudari Leto, yakni Asteria, yang telah berubah wujud. Di sana Leto dapat melahirkan karena pulau itu tidak tersambung dengan bumi.
Hera masih belum puas. Dia melarang Eileithyia, dewi kelahiran, membantu proses kelahiran Leto. Akibatnya Leto mengalami penderitaan yang amat sangat ketika sedang melahirkan. Disebutkan bahwa Leto melahirkan Apollo dan Artemis dengan berpegangan pada sebuah pohon zaitun di pulau Ortygia. Sumber lain menyebutkan bahwa Leto melahirkan Artemis terlebih dahulu di Ortygia. Kemudian, Artemis yang masih bayi membantu ibunya melahirkan Apollo di pulau Delos.
Bersama kedua anaknya, Leto datang ke Lykia dan hendak minum di suatu kolam di sana. Namun penduduk Lykia tidak mau Leto minum di kolam mereka. Orang-orang itu kemudian mengaduk-aduk lumpur di dasar kolam sehingga airnya menjadi berlumpur. Leto marah terhadap tindakan mereka. Akibatnya dia mengubah orang-orang itu menjadi kodok, yang harus menghabiskan sisa hidup mereka di air kolam atau sungai.
Apollo dan Artemis sering membantu ibunya ketika dia sedang dilanda masalah. Di Delphi, Leto dikejar-kejar oleh raksasa Titios, yang ingin memperkosanya.
Titios adalah putra Zeus dan Elare, putri Orkhomenos. Untuk menyelamatkan Elare dari kemurkaan Hera, Zeus menyembunyikan Elare di bawah tanah. Pada masa itulah Titios tumbuh dengan sangat cepat.
Leto sedang pergi mengunjungi putranya di Pythos (Delphi), ketika Titios melihatnya dan bernafsu untuk memperkosanya. Titios mengejar Leto hingga anak-anak Leto akhirnya tiba dan membunuh raksasa itu. Titios kemudian dibuang oleh Apollo dan Artemis ke Tartaros. Di sana, hati (Atau jantung) Titios dimakan oleh burung hering selamanya.
Suatu ketika ratu Niobe menyombong bahwa dia lebih hebat daripada Leto karena dia memiliki tujuh pasang anak yang kuat dan cantik, dan dengan demikian lebih banyak daripada anak-anak Letoa. Niobe lalu dengan arogannya melarang rakyat Thebes menyembah Leto dan memerintahkan mereka untuk menyembahnya.
Apollo dan Artemis marah terhadap kesombongan Niobe dan akhirnya membunuh semua anak-anaknya.
Leto sering berburu di hutan, bersama putrinya Artemis, dan kadang-kadang bersama putranya Apollo juga. Leto berburu dengan menggunakan panah.
10.    Asteria
Asteria adalah putri Titan Koios dan Foibe. Dia adalah saudari Leto. Asteria menikahi Perses dan menjadi ibu Hekate.
Tidak lama setelah saudaranya dikurung di Tartaros, Zeus jatuh cinta dan ingin memperkosa Ateria. Zeus mengejarnya namun Asteria berhasil berhasil kabur dengan cara terjun dari tebing dan kemudian secara tiba-tiba berubah menjadi burung puyuh.
Beberapa pendapat, Asteria berubah menjadi pulau Delos, yang pada awalnya memang dinamai Asteria atau Ortygia (ortyx bermakna "burung puyuh"). Ketika saudarinya hamil oleh Zeus, Leto dianiaya oleh Hera. Asteria lalu menyediakan tempat berlindung bagi Leto supaya Leto dapat melahirkan anak-anaknya, yaitu Apollo dan Artemis.
11.    Stiks
Stiks adala dewi-sungai di dunia bawah. Dia adalah seorang Okeanid; putri tertua Okeanos dan Tethis. Dia adalah satu-satunya dewi sungai perempuan di dunia bawah. Dia menikahi Titan Pallas, dan memiliki empat orang anak, yaiut Bia. Kratos, Nike, dan Zelos. Menurut suatu versi, Stiks disebut sebagai ibu Persefone oleh Zeus.
Ketika para dewa Olimpus bertempur melawan para Titan, Stiks mengirim anak-anaknya untuk membantu Zeus. Atas bantuannya, Stiks menjadi dihormati oleh para dewa, setiap sumpah yang diambil demi namanya akan menjadi sumpah yang tak dapat dilanggar.
12.    Metis
Metis adalah dewi kearifan dan kebijaksanaan. Dia adalah putri Okeanos dan Tethis.
Metis adalah istri pertama Zeus. Zeus meminta Metis untuk memberi Kronos suatu ramuan, yang membuat Kronos memuntahkan semua suadara dan saudari Zeus yang sebelumnya telah ditelan Kronos. Ketika Zeus mengurung ayahnya dan para Titan lainnya di Tartaros, Uranus dan Gaia memperingatkan Zeus bahwa anak kedua Metis adalah seorang laki-laki dan sang putra akan mengalahkan Zeus. Metia yang ketika itu sedang hamil, ditelan oleh Zeus untuk mencegah ramalan itu terjadi. Di kemudian hari, ketika tiba saatnya bagi Metia untuk melahirkan, Zeus merasakan sakit kepala yang amat sangat. Kemungkinan Hefaistos, atau Prometheus, membelah kepala Zeus dengan sebuah kapak. Dari kepala Zeus kemudian terlahir Athena, yang sudah mengenakan baju zirah lengkap.
Athena mewarisi peran Metis sebagai dewi kebijaksanaan dan salah satu julukan Athena adalah Polymetis (kebijaksanaan). Metis terus berada dalam tubuh Zeus namun dia terus memberikan nasehat dan saran bijak kepada Zeus dari dalam tubuh Zeus.
Menurut mitos penciptaan Pelasgos, Metis adalah seorang Titan yang menguasai planet Merkurius bersama Titan Koios.
KISAH PARA PAHLAWAN
A.    Perseus
Perseus adalah suami Andromeda dan merupakan pendiri kota Mikenai (atau Mikene) dan dinasti Perseid. Dia adalah salah satu pahlawan dari generasi awal. Perseus terkenal atas petualangannya dalam membunuh Medusa dan menyelamatkan Andromeda dari monster Ketos. berikut adalah rangkaian petualangannya:
Kelahiran
Di kerajaan Argos terdapat seorang putri yang bernama Danae, Ia adalah putri dari Akrisios raja Argos. Suatu hari, disebabkan rasa kecewa atas kesialannya karena tidak memiliki seorangpun cucu, ia berkonsultasi dengan Orakel Delphi. Namun hasil konsultasinya sangat mengejutkan. Orakel meramalkan bahwa anak dari Danae (cucu Akrisios) akan membunuhnya suatu hari nanti. Danae saat itu masih belum memiliki anak, dan untuk menjaganya tetap begitu, Akrisios memenjarakannya di di menara perunggu.
Suatu hari Zeus mendatangi Danae dalam bentuk pancuran air dan menghamilinya. Dari hubungan tersebut lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Perseus.
Akrisios kaget ketika tahu bahwa putrinya melahirkan anak dari Zeus. Akrisios ingin membunuh anak itu tetapi takut memicu kemarahan dewa-dewa karena membunuh Keturunan Zeus dan Putri kandungnya sendiri, akhirnya menemukan suatu cara. Akrisios memutuskan untuk memasukkan Danae dan Perseus ke dalam sebuah peti kayu dan membuangnya ke laut.
Peti itu terdampar di Pulau Serifos, tempat mereka diangkat dan diselamatkan oleh seorang nelayan bernama Diktis, yang kemudian membesarkan Perseus hingga dewasa. Diktis adalah saudara dari Polidektes, raja Pulau Serifos.
Melawan Medusa
Lama kelamaan, Polidektes jatuh cinta pada Danae. Namun Perseus sudah tumbuh besar dan selalu menjaga ibunya dari paksaan Polidektes sehingga Polidektes menyusun sebuah rencana untuk menjauhkan Perseus dari Danae.
Ketika suatu hari Polidektes berusaha mendekati ibunya, Perseus kembali melarang Polidektes. Akhirnya Polidektes berkata bahwa ia akan menikahi seorang gadis sangat menyukai kuda. Polidektes pun menginginkan semua orang untuk memberikan hadiah yang sesuai kepada mempelainya. Polidektes lalu bertanya pada Perseus, "Apa yang akan kau berikan sebagai hadiah? Sepasukan Kuda? Kereta kuda? atau mungkin sekotak perhiasan?"
Perseus menjawab bahwa dia tak punya apa-apa. Polidektes pun menyebut Perseus sebagai orang miskin yang malas. Marah karena dhina seperti itu, Perseus menyatakan bahwa dia bisa membawakan benda apapun yang diinginkan oleh Polidektes.
"Baiklah!!" Kata Polidektes, "Bawakan kepala Medusa untukku!"
Perseus menyanggupi permintaan Polidektes dan segera berangkat mencari Medusa.
Medusa adalah seorang monster yang memiliki rambut ular dan tatapan matanya akan mengubah mahkluk apapun menjadi batu. Medusa merupakan salah satu dari tiga Gorgon.
Setelah menerima tugas itu, untuk waktu yang lama Perseus berkelana tanpa tujuan dan tanpa harapan untuk menemukan tempat tinggal para Gorgon. Ditengah keputusasaannya, tiba-tiba dia didatangi oleh dewi Athena. Sang dewi membertahunya bahwa para nimfa utara akan memberikannya alat-alat untuk membunuh Medusa dan hanya para Graiai yang mengetahui tempat para nimfa.
Para Graiai adalah tiga orang perempuan tua yang hanya memiliki satu bola mata dan satu gigi yang mereka pakai bergantian. Perseus merebut mata mereka dan menanyakan tempat para nimfa. Setelah diberitahu, Perseus mengembalikan mata mereka. Perseus pergi ke tempat para nimfa. Di sana, para nimfa meminjamkannya kantung kibisis untuk menyimpan kepala Medusa, pedang dari Zeus, sandal bersayap dari Hermes, dan helm kegelapan dari Hades. Athena juga meminjamkannya perisai cermin. Setelah mendapat berbagai senjata, Perseus pun memakai sandal bersayap dan terbang menuju sarang para Grogon.
Sesampainya disana, Perseus mengenakan helm kegelapan dan menjadi tak terlihat, karena medusa memiliki dua orang saudari yang sama ganas, sehingga ia tidak mau wujudnya diketahui dan akhirnya dikejar oleh dua Gorgon yang lain. Perseus masuk dan berjalan mundur ke arah para Gorgon (Stheno, Euriale dan Medusa) yang sedang tertidur. Ia melihat wujud para Gorgon tersebut melalui perisai cermin yang diberikan oleh Athena. Perseus mendekati Medusa dan langsung memotong kepala Medusa dengan pedangnya. Perseus lalu memasukkan kepala Medusa ke dalam kantung kibisis, dan bergegas pergi dari sarang para Grogon menggunakan sandal bersayap Hermes. Sementara dari tubuh Medusa yang tanpa kepala terlahirlah Pegasus dan Khrisaor.
Dua Gorgon lainnya terbangun karena lahirnya Pegasus dan Khrisaor, namun tidak dapat menemukan keberadaan orang yang membunuh Medusa.
Perseus dan Andromeda
Dalam perjalanan pulang ke Serifos, Perseus mengalami banyak petualangan, di anataranya dia melihat Atlas yang sedang memikul langit. Perseus merasa kasihan dan menunjukan padanya kepala Medusa sehingga Atlas berubah menjadi batu dan tak lagi merasa letih.
Perseus terbang dengan cepat ke arah selatan, Esok harinya, ia terbang melintasi Gurun di Libya, beberapa tetes darah medusa jatuh ke pasir dan munculah sekumpulan ular berbisa di gurun itu. Perseus melanjutkan perjalanannya dan melihat sebuah patung yang dirantai pada batu karang. Setelah diamati, ternyata itu bukanlah patung melainkan seorang perempuan. Perseus mendekati perempuan itu dan bertanya kenapa dia dirantai di tengah laut.


Perseus bertarung melawan Ketos.
Gadis itu pun bercerita. Dia adalah Andromeda, Putri dari Kefeus dan Kassiopia. Kassiopia pernah menyombongkan bahwa putrinya lebih cantik dari para Nereid, putri-putri Poseidon. Para Nereid mendengarnya dan melaporkan hal tersebut pada ayah mereka. Sang ayah pun marah dan mengirimkan bencana serta seekor monster laut yang bernama Ketos ke kerajaan yang dipimpin oleh Kefeus.
Ketika Kefeus berkonsultasi pada Orakel, ia diberitahu bahwa satu-satunya harapan adalah dengan mengorbankan puterinya sendiri kepada Ketos. Akhirnya Kefeus pun melakukannya, Ia merantai putrinya di sebuah batu karang dan membiarkannya agar dimakan oleh Ketos.
Selesai ia bercerita, tiba-tiba dari laut munculah seekor monster yang sangat besar. Perseus bertarung dengan monster itu. Perseus menggunakan kepala Medusa dan monster itu pun berubah menjadi batu. Perseus lalu menghancurkannya dengan pedangnya. Perseus membebaskan Andromeda dan memabawanya pada ayahnya, raja Kefeus, untuk meminta izin menikahi Andromeda.
Kefeus menggelar pesta untuk Perseus dan Andromeda. Namun pesta itu diganggu oleh Finius yang dulu dijanjikan oleh Kefeus untuk dinikahkan dengan Adromeda. Perselisihan pun terjadi antara pendukung Finius dengan pendukung Perseus.
Untuk menghentikan semua ini, Perseus pun mengeluarkan kepala Medusa. Namun dia terlebih dahulu menyuruh teman-temannya untuk menutup mata mereka sehingga Finius dan para pendukungnyalah yang menjadi batu.
Perseus dan Andromeda kemudian menikah dan memiliki anak bernama Perses. Perseus lalu pergi bersama Andromeda menuju Serifos sementara Perses ditinggal untuk mewarisi tahta dari Kefeus.
Pembalasan Untuk Pelidektes
Bersama Andromeda, Perseus kembali ke Serifos dan mengetahui bahwa ibunya dan Diktis sedang bersembunyi di kuil karena Polidektes berusaha menikahi paksa ibunya. Perseus marah atas perbuatan Polidektes selama dia pergi. Perseus lalu menitipkan Andromeda pada ibunya dan bergegas menuju istana Polidektes.
Di istana, Polidektes dan anak buahnya tidak mempercayai bahwa Perseus telah berhasil membunuh Medusa. Mereka malah menertawainya. Perseus lalu mengeluarkan kepala Medusa dan mengubah Polidektes beserta anak buahnya menjadi batu.
Setelah itu Perseus merasa tak lagi membutuhkan kepala Medusa, maka dia memberikan kepala itu pada dewi Athena, yang memasangnya di tengah-tengah Aegis. Tidak lupa Perseus juga mengembalikan semua peralatan yang dia pinjam.
Perseus bersama Andromeda tinggal sebentar di Serifos sebelum akhirnya Perseus memutuskan untuk kembali ke Argos, tempat keluarganya berada. Sementara Diktis didaulat menjadi raja Serifos.
Ramalan Terlaksana
Perseus lalu memutuskan untuk kembali ke Argos menemui kakeknya. Sementara sang kakek, Akrisios, tentu saja ketakutan mengetahui bahwa cucunya masih hidup padahal perseus tentu saja sama sekali tidak berniat membunuh kakeknya itu. Akriosios pun kabur ke Larissa di Thessali, dan Perseus mengikutinya.
Sementara itu Teutamides, raja Larissa, mengadakan upacara pemakaman ayahnya. Dalam upacara itu, diselenggarakan perlombaan olahraga. Perseus ikut serta dalam kontes lempar cakram. Ketika Perseus melempar cakramnya, cakram tersebut secara tidak sengaja menghantam kepala seorang pria tua, yang ternyata adalah Akrisios, dengan demikian ramalan telah terlaksana. Perseus sangat berduka karena telah membunuh kakeknya sendiri.
Perseus sebenarnya berhak atas tahta Argos. Namun dia merasa malu atas pembunuhan yang dilakukannya pada kakeknya. Akhirnya Perseus menukarkan kerajaan Argos dengan kerajaan Tirins yang dipimpin oleh pamannya, Megapenthes, maka Perseus pun menjadi raja Tirins.
Pada masa pemerintahannya, Perseus mendirikan kota baru yang dia sebut Mikene. Kota ini pada masa selanjutnya bahkan menjadi lebih kuat daripada Tirins.
Andromeda memberikan Perseus seorang putri dan lima orang putra. Setelah Perseus dan Andromeda meninggal, para dewa menempatkan mereka di angkasa sebagai rasi bintang. Orang tua Andromeda juga dijadikan rasi bintang.
Salah satu keturunan Perseus yang terkenal adalah Herakles.


B.    Bellerofon
Bellerofon dalah putra raja Galukos dan Eurinome. Pada suatu hari, tanpa sengaja Bellerofon membunuh saudaranya sendiri, Deliades. Karena hal ini Bellerofon pergi ke Argos untuk disucikan oleh raja Proetus. Setibanya disana ternyata istri Proetus, Anteia, jatuh cinta kepada Bellerofon. Namun Bellerofon tidah menanggapi cinta dari Anteia. Sebagai balasannya, Anteia mengatakan kepada suaminya bahwa Bellerofon ingin memperkosannya. Karena masalah ini Proetus marah kepada Bellerofon namun Proetus tidak bisa meluapkan amarahnya dan membunuh Bellerofon, hal ini dikarenakan Bellerofon telah makan dimejanya dan ia tidak mungkin menyakitinya. Walaupun demikian Proetus tetap ingin membunuhnya. Kemudian ia menyuruh Bellerofon untuk mengantar surat kepada raja Iobates di Likia. Ketika ia tiba di Likia, raja Iobates menyambuatnya dengan pesta sembilan hari sembilan malam sebelum meminta Bellerofon menyerahkan susrat dari Proetus. Setelah raja Likia membacanya ternyata isi surat tesebut adalah keinginan Proetus agar Bellerofon dihukum mati.
Raja Iobates tidak mau membunuh Bellerofon dengan alasan yang sama seperti Proetus, karena Bellerofon telah makan di mejanya dan bila ia membunuhnya maka Zeus pasti akan murka. Lalu raja Iobates menyuruh Bellerofon untuk membunuh Khimaira. Iobates berpikir Bellerofon pasti akan mati karena Khimaira adalah moster mengerikan. Khimaira adalah makhluk yang berbadan singa namun memiliki tiga kepala, yaitu singa, kambing, dan ular. Selain itu, Khimaira dapat bergerak dengan cepat, nafasnya mengeluarkan api, dan selama ini tak terkalahkan. Bellerofon menyanggupi tugas itu dan berangkat mencari Khimaira.
Bellerofon terlebih dahulu meminta nasehat dari peramal Poleidos. Sang peramal memberitahunya bahwa dia membutuhkan Pegasus untuk mengalahkan Khimaira. Poleidos lalu menyuruhnya untuk mendatangi kuil Athena dan tidur disana, karena para dewa sering berbicara pada manusia melalui mimpi. Bellerofon pergi menuju kuil athena dan tidur di altar sang dewi pelindung kota Athena tersebut. Bellerofon merasa Athena berdiri di depannya dan membawa sesuatu yang berkilau seperti emas. Athena berkata, “Kau sedang tidur? Tidak, bangunlah aku membawakan yang kau butuhkan untuk menjinakkan kuda itu.” Setelah itu Bellerofon pun terbangun namun ia tidak menemukan sang dewi, yang ia temukan hanyalah sebuah tali kekang yang terbuat dari emas. Setelah itu ia pun keluar dari kuil dan menemukan Pegasus sedang minum dimata air Pirene. Bellerofon mendekati dan berhasil menjinakan Pegasus. Kemudian ia pun memasangkan tali kekang pemberian Athena pada Pegasus. Bellerofon melompat ke punggung Pegasus dan sekarang ia siap menghadapi Khimaira.
Bellerofon menemukan sebuah blok timah yang kemudian dipasang pada ujung tombaknya. Ketika berhadapan dengan Khimaira. Sang khimaira menyemburkan apinya pada Bellerofon, yang melakukan manuver-manuver dengan Pegasusnya supaya tidak terkena api Khimaira. Bellerofon pertama-tama menyerang Khimaira dengan panahnya dari jarak jauh. Lalu Bellerofon terbang mendekati Khimaira dan menusuk mulutnya dengan tombaknya. Khimaira menyemburkan apinya yang malah membuat blok timah itu meleleh menyumbat tengorokan Khimaira. Sang Khimaira pun tercekik dan mati.
Bellerofon kembali kepada Iobates dengan selamat sehingga Iobates harus memikirkan cara lain untuk membunuhnya. Maka Iobates mengirmnya untuk mengalahkan kaum Solimi dan bangsa Amazon. Dengan menunggangi Pegasus, Bellerofon lagi-lagi berhasil melaksanakan tugas itu. Bellerofon lalu diperintahkan untuk mengalahkan bajak laut dari Karia yang bernama Kheirmarrhos. Bellerofon mengalahkannya dengan meleparkan batu dari atas. Raja Iobates kemudian menyuruh para pengawalnya untuk membunuh Bellerofon. Pada saat terdesak, Bellerofon memohon bantuan sang dewa laut Poseidon, dan Poseidon pun mengirimkan banjir. Iobates akhirnya menyerah dan lebih memilih untuk menjadi sahabat Bellerofon. Iobates bahkan memberikan putrinya, Filone, untuk dinikahi oleh Bellerofonn. Iobates juga memberikan setangah istananya kepada Bellerofon.
Namun seiring ketenarannya yang tumbuh pesat, kesombongannya pun ikut bertambah. Bellerofon merasa bahwa ia sudah setara dengan para dewa maka ia pun pergi menunggangi Pegasus menuju Gunung Olimpus. Ia percaya bahwa ia akan mendapat tempat yang sama dengan para dewa. Zeus marah atas kelancangan Bellerofon dan mengirim serangga untuk menyegat Pegasus. Akibat sengatan serangga itu, Pegasus mengamuk sampai akhirnya Bellerofon terjatuh ke bumi dan menjadi buta dan pincang. Setelah peristiwa Bellerofon hidup sendirian dan menderita sampai mati.
Pegasus sendiri meneruskan perjalanannya ke Gunung Olimpus. Di sana, Pegasus dijadikan sebagai kuda pembawa petir Zeus.
C.    Oidipus
Laios menjadi raja Thebes setelah kematian Amfion atau Zethos. Dia menkahi Iokaste, putri Menoikeus.
Suatu hari Laios mengunjungi Pelops, raja Pisa. Pelops memiliki seorang anak haram bernama Khrisippos dari nimfa Astiokhe atau Aksiokhe. Khrisippos adalah pemuda yang sangat tampan sehingga Laios pun jadi jatuh cinta. Laios mengajak Khrisippos berlatih mengendarai kereta perang lalu menculiknya. Laios membawa pemuda itu dan memperkosanya dengan penuh nafsu. Malu karena telah diperkosa, Khrisippos pun bunuh diri dengan pedangnay sendiri. Khrisippos adalah putra kesayangan Pelops, jadi Pelops sangat marah atas tindakan Laios. Akhirnya Pelops mengutuk Laios dan keturunan-keturunannya.
Sebuah ramalan dari Orakel Delphi memperingatkan Laios untuk tidak memiliki anak, karena sang anak nantinya akan membunuh ayahnnya dan menikahi ibunya sendiri. Sang raja, dalam pengaruh anggur yang memabukkan, mengabaikan ramalan tersebut dan tetap menyetubuhi istrinya. Iokaste hamil dan melahirkan seorang putra. Setelah itu barulah sang raja mengingat ramalan tersebut.
Laios mengikat kaki bayinya dan menyuruh seorang pelayan untuk membuang bayi itu di Gunung Kitheron. Namun sang pelayan kasihan pada bayi itu dan malah memberikannya pada gembala dari Korinthos.
Bayi itu akhirnya diadopsi oleh raja Korinthos, Polibos, dan permaisurinya, Periiboia. Permaisuri mengobati pergelangan kaki sang bayi dan menamakannya Oidipus, yang berarti "Si Kaki Bengkak".
Oidipus dibesarkan sebagaimana anak kandung oleh raja Polibos dan permaisuri Peirioboia. Ia tumbuh menjadi seorang pemberani yang menimbukan iri hati pada kawan-kawannya. Mereka meniupkan keraguan pada diri Oidipus, bahwa ia bukan anak kandung Polibos. Oidipus menanyakan kebenaran isu tersebut pada orang tuanya, namun tak menemukan jawaban.
Ia kemudian pergi ke Delphi untuk menyelidiki isu tersebut. Peramal di Delphi hanya menasehatinya untuk tidak kembali ke tanah asalnya karena ia akan membunuh ayahnya dan menikahi ibunya. Jawaban samar-samar itu disimpulkan sendiri oleh Oidipus bahwa ia benar-benar anak kandung Polibos dan Peirioboia. Menurut Oidipus, ia tidak seharusnya kembali ke Korinthos.
Dalam perjalanan dari Delphi, ia berpapasan dengan raja Laios. Dalam papasan di jalan sempit tersebut, pengawal raja Laios, Polifontes, menyuruh Oidipus untuk memberi jalan untuk raja. Oidipus menolak. Pengawal raja marah lalu membunuh kuda Oidipus, yang malah membuat Oidipus menewaskannya. Oidipus lalu menyeret Laios dari keretanya dan membunuhnya. Dengan demikian sesuai ramalan bahwa Oidipus membunuh ayahnya sendiri.
Kreon, kakak dari Iokaste, permasuri raja Laios, untuk sementara memegang tahta Thebes. Saat itu Thebes diresahkan oleh kehadiran mahluk Sphinx. Mahluk berkepala perempuan, bertubuh singa, dan bersayap itu bertengger di gunung Fikium dan membunuh setiap warga Thebes yang tidak bisa menebak teka-tekinya, juga mengancam tidak akan meninggalkan negara tersebut sebelum ada yang mampu memecahkan teka-teki itu. Teka-tekinya adalah:
“Apakah yang pada pagi hari menggunakan empat kaki, pada tengah hari menggunakan dua kaki dan pada senja hari menggunakan tiga kaki?”
Kreon mengumumkan sayembara bahwa barang siapa yang mampu memecahkan teka-teki Sphinx, akan diberikan tahta Thebes sekaligus dinikahkan dengan janda dari raja Laios, Iokaste.
Mendengar sayembara tersebut, Oidipus datang ke Thebes. Pemuda gagah berani dan cerdas itu menemui Sphinx dan menjawab teka-teki itu. Jawaban Oidipus adalah: manusia. Ketika masih kecil, manusia merangkak menggunakan sepasang kaki dan sepasang tangan, ketika ia dewasa, ia tegak dengan dua kakinya dan ketika tua menambahkan tongkat agar mampu berjalan lebih baik.
Karena teka-tekinya terjawab, Sphinx melempar dirinya sendiri dari tebing hingga tewas. Oidipus lalu diangkat menjadi raja Thebes dan menikahi Iokaste. Maka lagi-lagi ramalan kembali terpenuhi bahwa Oidipus menikahi ibunya. Hubungan Oidipus dan Iokaste melahirkan Polineikes, Eteokles, Ismene dan Antigone. Oidipus memerintah dengan adil dan bijaksana, Thebes makmur di bawah kepemimpinannya. Namun para dewa di Olimpus murka dengan hubungan ibua-anak yang telah dilakukan oleh Oidipus. Setelah dua puluh tahun Oidipus berkuasa, malapetaka menimpa Thebes: pertanian gagal, kelaparan melanda. Teiresias, seorang peramal berkata bahwa pembunuh Laios harus dibunuh atau dikucilkan supaya Thebes bebas dari murka para dewa.
Sementara itu, raja Polibos (raja Korinthos yang disangka ayah oleh Oidipus) meninggal. Permaisurinya, Peiriboia memutuskan untuk membuka rahasia Oidipus. Ia menyuruh pembawa pesan memberitahu Oidipus di Thebes mengenai kematian Polibos dan asal-usul Oidipus.
Setelah mengetahui hal yang sebenarnya, Iokaste kaget dan merasa malu, sampai dia pun menggantung dirinya sendiri, sementara Oidipus menusuk matanya hingga buta. Ia menyerahkan tahta kepada putra-putranya lalu mengutuk mereka bahwa mereka akan terlibat perang saudara. Ia kemudian disuir dari Thebes dan mengasingkan diri.
Dulunya seorang raja, Oidipus kini adalah seorang pengemis buta yang berkelana tanpa tujuan. Dia ditemani putrinya, Antigone, yang memandu jalannya. Sementara putrinya yang lain, Ismene, memngabarkan pada Oidipus mengenai situasi di kerajaan.
Menurut penulis drama tragedi Atheba, Sofokles, Oidipus menghentikan pengembaraannya di Kolonos, dekat Athena. Dengan perlindungan Theseus, raja Athena, Oidipus dapat tinggal dengan tenang di Kolonos sampai akhir hayatnya. Theseus lalu memakamkan Oidipus di Kolonos dan membantu putri-putri Oidipus kembali ke Thebes.
Nama Oidipus kemudian diserap dalam psikologi, Oedipus Complex, yang merujuk pada seseorang yang mencintai/menyukai perempuan yang jauh lebih tua sebagai refleksi pemujaan dirinya terhadap figur ibu.
D.    Herakles
Herakles adalah pahlawan Yunani yang terhebat dan paling terkenal. Dia adalah anak Zeus dan Alkmene. Bangsa Romawi mengenalnya sebagai Herkules.
Herakles terkenal atas keberanian dan kekuatannya. Kisahnya yang paling terkenal adalah ketika dia menjalankan dua belas tugas yang luar biasa dan ketika dia membantu para dewa dalam melawan para Raksasa. Karena jasa-jasanya itu, setelah mati, Herakles diangkat sebagai dewa di Olimpus.
Kekuatan Herakles juga sering menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri, terutama ketika dia mengalami kemarahan tak terkendali yang membuatnya melakukan perbuatan buruk pada orang-orang terdekatnya. Meskipun setelah amarahnya reda, Herakles bisa merasa sangat menyesal bahkan dia bersedia menerima hukuman apa pun atas perbuatannya. Herakles memang menjalankan banyak tugas dan petualangan yang beberapa di antaranya bahkan berkesan rendahan, seperti misalnya membersihkan kandang kuda atau menjadi budak seorang ratu, yang menyuruhnya mengenakan pakaian perempuan. Padahal, kalau Herakles tidak mau dihukum, tak ada orang yang akan bisa menghukumnya.
Ibu tirinya, Hera, telah banyak menghukum para perempuan selingkuhan Zeus beserta anak-anak mereka. Namun di antara semuanya, Hera paling marah dan dendam kepada Herakles.
Kelahiran
Alkmene adalah putri Elektrion, raja Tirins, dan Anakso. Alkmene menikahi Amfitrion, putra Alkaios.
Suatu ketika Amfitrion membunuh Elektrion, akibatnya Sthenelos (saudara Elektrion) mengusir Amfirtion dari Tirins. Amfitrion, bersama Alkmene dan Likimnios (saudara tiri Alkmene) kemudian pergi ke Thebes. Di sana Amfitrion disucikan dari dosa pembunuhannya oleh Kreon, raja Thebes. Kreon juga menikahkan putrinya, Perimede, dengan Likimnios. Amfitrion dan Alkmene tinggal di dekat gerbang Elektra, salah satu dari tujuh gerbang di Thebes.
Saudara-saudara Alkmene mati oleh bangsa Tafian, dan Alkmene pernah berjanji bahwa dia tidak akan berhubungan seksual dengan suaminya sebelum dendam mereka terbalaskan. Dengan bantuan Kreon, Amfitrion melakukan kampanye militer melawan bangsa Tafian dan sukses menaklukan mereka. Namun sebeleum Amfitrion pulang, Zeus lebih dulu mengunjungi Alkmene. Zeus menyamar sebagai Amfitrion dan bersetubuh dengan Alkmene.
Ketika Amfitrion yang asli datang, dia pun bersetubuh dengan istrinya dan menyadari bahwa Alkmene sudah tidak perawan. Amfitrion kemudian mendapat penjelasan dari Teiresias, peramal di Thebes, bahwa Alkmene sudah disetubuhi oleh dewa.
Sembilan bulan setelah kunjungan Zeus, Zeus menyatakan bahwa sebentar lagi akan lahir seorang manusia yang merupakan keturunanya yang akan menjadi raja. Zeus memaksudkannya sebagai Herakles, namun Hera yang marah berusaha mencegah Herakles menjadi raja. Hera menyuruh putrinya Eileithiia, dewi kelahiran, untuk menunda kelahiran Herakles. Eileithiia kemudian mendatangi ruang persalinan Alkmene dan duduk bersila serta menyatukan jarinya, dengan demikian Alkmene mengalami kesulitan dalam melahirkan bayinya.
Selain itu, Hera membuat Euristheus, putra Sthenelos, lahir lebih cepat, sehingga Euristheuslah yang menjadi raja Mikenai dan Tirins. Zeus kesal namun tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu Alkmene mengalami penderitaan yang luar biasa karena sulit melahirkan. Untungnya ada Galanthis, pelayannya. Galanthis memperdaya Eileithiia dengan berkata bahwa bayinya sudah lahir. Eileithiia terkejut dan berhenti melakukan mantranya, sehingga Alkmene pun bisa melahirkan. Eileithiia marah karena telah ditipu. Dia lalu mengubah Galanthis menjadi seekor musang. Alkmene melahirkan dua orang anak laki-laki, Herakles dan Ifikles. Herakles adalah anaknya dari Zeus sedangkan Ifikles adalah anaknya dari Amfitrion.
Alkaios adalah nama yang diberikan pada Herakles ketika lahir. Dia dinamai seusai nama kakeknya.
Setelah gagal mencegah kelahirannya, Hera mengirim dua ekor ular untuk membunuh Herakles yang masih bayi di tempat tidurnya. Namun Herakles mencekik kedua ular itu dengan kedua tangannya sampai mati. Ketika mengetahui hal ini, Amfitrion menyadari bahwa Herakles adalah keturunan dewa.
Alkmene takut akan murka Hera, maka dia membuang bayinya di tengah hutan. Dewi Athena menyelamatkan sang bayi dan membawanya pada Hera. Athena lalu membujuk Hera untuk menyusui sang bayi. Hera setuju dan membiarkan bayi tersebut (Herakles) untuk menyusu padanya. Tiba-tiba sang bayi itu menggigit puting susu Hera dengan keras. Hera kesakitan dan melemparkan sang bayi, sedangkan air susunya muncrat dan membentuk galaksi Bima Sakti (Milky Way).
Dewi Athena lalu memberikan kembali bayi Herakles pada Akmene dan menyuruhnya untuk merawatnya.
Kehidupan Awal
Dalam kehidupan mudanya, namanya diganti dari Alkaios menjadi Herakles, yang berarti Kejayaan dari Hera. Nama ini bermakna bahwa dia akan meraih kejayaan dari permusuhan Hera.
Banyak orang terkenal yang terlibat dalam pendidikan Herakles. Amfitrion mengajari Herakles cara mengendarai kereta perang dan Kastor mengajarinya anggar. Sedangkan Autolikos, pencuri terkenal dan putra Hermes, mengajari Herakles bergulat. Putra Hermes lainnya, Harpalikos, mengajari Herakles bertinju. Euritos, raja Oikhalia, mengajarinya memanah. Linos, putra Mousai Kaliiope atau Urania, mengajari Herakles bermain musik.
Belajar musik ternyata membawa bencana bagi Herakles. Suatu hari Linos memarahi Herakles karena jarang memperhatikan pelajaran. Herakles marah dan memukul kepala Linos dengan lira. Linos mati seketika. Herakles lalu ditugaskan oleh Amfitrion untuk menggembalakan domba di peternakan di di daerah pedesaan di dekat Thespiai. Ini dilakukan supaya Herakles jauh dari masalah.
Di sini, di kaki Gunung Kithairon, Herakles membunuh seekor singa tanpa menggunakan senjata. Singa tersebut dia bunuh karena telah memangsa ternak milik Thespios, raja Thespiai. Sang raja sangat terkesan pada kehebatan Herakles. Raja Thespios lalu menghibur Herakles selama lima puluh malam, dan di setiap malam Thespios mengirimkan satu orang anak perempuannya ke kamar Herakles untuk disetubuhi oleh Herakles. Dalam versi lainnya, Herakles berhubungan seksual dengan kelima puluh anak perempuan Thespios itu dalam satu malam saja. Satu orang putri Thespios tidak mau tidur dengan Herakles, dan dua orang putri lainnya melahirkan anak kembar, sedangkan sisanya putri-putri masing-masing melahirkan satu orang putra, sehingga Herakles menghasilkan lima puluh satu anak lelaki.
Dua Belas Tugas
Herakles mendengar kabar bahwa pasukan Minyad dari Orkhomenos telah mengalahkan dan melucuti senjata pasukan Thebes. Herakles lalu memimpin sekelompok pemuda Thebes dengan bersenjatakan senjata-senjata tua dari sebuah kuil. Herakles kemudian berhasil mengalahkan pasukan Minyad dan membunuh Erginos, raja Orkhomenos.
Kreon, raja Thebes memberikan putrinya, Megara, kepada Herakles untuk dinikahi sebagai imbalan karena telah menyelamatkan Thebes dari ancaman perbudakan. Megara melahirkan tiga orang putra, yaitu Therimakhos, Deikoon, dan Kreontiades. Pernikahan itu tidak bertahan lama. Dewi Hera menimpakan kegilaan pada Herakles sehingga Herakles membunuh anak-anaknya sendiri. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Megara juga ikut dibunuh.
Berdasarkan Pausanias (mengutip dari Stesikhoros dari Himera), Herakles tadinya hendak membunuh Amfitrion juga, namun Athena menyadarkan Herakles dengan menggunakan sebuah batu, yang dikenal sebagai Batu Kewarasan.
Ketika sudah sadar, Herakles merasakan penyesalan yang sangat dalam. Raja dan rakyat Thebes tidak mau menghukum sang pahlawan, jadi Herakles mengasingkan dirinya dari Thebes. Thespios menyucikan Herakles dari dosa pembunuhan itu. Dalam drama tragedi gubahan Euripides yang berjudul Kegilaan Herakles, sang pahlawan muda awalnya hendak bunuh diri, tetapi sepupu dan sahabatnya, Theseus, mengatakan bahwa bunuh diri adalah tindakan pengecut. Theseus lalu mengajak Herakles ke kota Athena untuk menyucikan kejahatannya.
Herakles masih merasa harus menebus dosanya, jadi dia pun pergi ke Delphi untuk berkonsultasi dengan orakel. Sang orakel menyuruh Herakles untuk mengabdi pada sepupunya, Euristheus, raja Tyrins dan Mikenai, yang akan memberi perintah pada Herakles untuk melaksanakn sepuluh (kelak menjadi dua belas) tugas sebagai penebusan atas dosa Herakles.
Kemungkinan dia mulai memakai nama Herakles ("Kejayaan Hera") sejak di Delphi, sedangkan nama lahirnya, Alkaios, tak pernah lagi dia pakai. Berikut ini adalah tugas-tugasnya:
·         Tugas Pertama: Membunuh Singa Nemea
Tugas pertama Herakles adalah membunuh Singa Nemea. Singa itu memiliki kulit yang tebal dan tidak dapat ditembus oleh senjata apapun. Singa Nemea merupakan anak dari Orthos dan Ekhidna.
Herakles tinggal di Kleonai dengan seorang pekerja bernama Molorkhos, sebelum kemudian pergi ke Nemea. Molorkhos ingin melakukan pengurbanan untuk Herakles namun Herakles menasehatinya bahwa lebih baik dia melakukan pengurbanan untuk Zeus. Akhirnya diputuskan bahwa Molorkhos akan melakukan pengurbanan untuk Zeus jika Herakles mampu menyelesaikan misinya dalam waktu tiga puluh hari, jika lebih maka Molorkhos akan melakukan pengurbanan untuk Herakles.
Herakles mendatangi singa buruannya dan menjebaknya di sebuah gua dekat Nemea. Karena singa tersebut tidak dapat dilukai oleh senjata, Herakles akhirnya memutuskan untuk menyerangnya dengan tangan kosong. Mereka berdua bertarung secara keras dan Herakles berhasil menang setelah mencekik sang singa sampai mati. Herakles lalu menguluti singa itu dan menjadikan kulitnya sebagai jubah.
Molorkhos sudah hendak melakukan pengurbanan untuk Herakles, namun tiba-tiba Herakels datang dengan membawa kulit Singa Nemea. Akhinya Molorkhos mengubah tujuan pengurbanan menjadi untuk Zeus.
Menurut beberapa pendapat, Euristheus sangat ketakutan ketika melihat Herakles datang dengan mengenakan jubah kulit Singa Nemea. Karena itu Euristheus memerintahkan bahwa untuk tugas-tugas selanjutnya, Herakles hanya boleh hadir di luar gerbang kota jika telah melaksanakan tugasnya.
·         Tugas Kedua: Membunuh Hidra
Tugas kedua Herakles adalah membunuh Hidra yang tinggal di mata air di dekat Lerna, Argolis. Hidra adalah makhluk yang memiliki banyak kepala. Jumlah kepalanya bervariasi menurut beberapa sumber. Biasanya disebutkan kepalanya ada sembilan. Salah satu kepalanya abadi. Sedangkan kepala-kepala lainnya lebih mematikan karena jika dipotong maka akan tumbuh dua kepala baru.
Selain itu, Herakles juga harus menghadapi kepiting raksasa yang dikirim oleh Hera. Herakles mesti membunuh kepiting itu terlebih dahulu sebelum berhadapan dengan Hidra. Setelah kepiting itu mati oleh Herakles, Hera menempatkannya di angkasa sebagai rasi bintang Cancer.
Dengan dibantu oleh keponakan sekaligus rekannya, yakni Iolaos, Herakles pun berusaha mengalahkan Hidra. Setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, Iolaos langsung membakar leher Hidra sehingga kepalanya tidak dapat tumbuh lagi. Setelah mengalahkan Hidra, Herakles mengubur kepala abadinya di bawah sebongkah batu besar. Darah hidra mengandung racun yang sangat kuat, karna itu Herakles mencelupkan semua anak panahnya ke dalam darah Hidra. Dengan demikian, Herakles memiliki anak panah yang amat mematikan, yang kelak akan merenggut nyawanya juga.
Akan tetapi, Euristheus tidak bersedia mengakui tugas ini karena menurutnya Herakles berhasil mengalahkan Hidra dengan dibantu oleh orang lain, sedangkan Herakles harus melaksanakan tugasnya sendirian. Akibatnya Herakles pun menerima satu tugas tambahan.
·         Tugas Ketiga: Menangkap Rusa Kerinitia
Pada tugas ketiga, Herakles harus menangkap Rusa Kerinitia yang hidup di hutan Kerinitia. Hewan itu memiliki tanduk emas dan kuku perunggu. Rusa itu adalah hewan suci dewi Artemis. Sang dewi sendiri memperolehnya dari Taigete, seorang Pleiad, sebagai balasan karena telah menyembunyikannya dari Zeus, meskipun Artemis gagal. Artemis telah mengubahnya menjadi seekor kijang betina dengan tanduk emas.
Penyair asal Iskandariyah, Kallimakhos, memberi penjelesan yang berbeda mengenai Rusa Kerinitia. Dalam Himne untuk Artemis, dikisahkan bahwa Artemis muda menemukan lima rusa di tepian sungai Anauros, di bawah perbukitan Parrhasia. Artemis merasa heran dengan ukuran rusa-rusa itu, yang lebih besar daripada banteng serta memiliki tanduk emas di kepala mereka. Artemis berhasil menangkap empat di antaranya dan menjadikan mereka sebagai penarik kereta perangyna. Sementara itu rusa kelima kabur sampai ke hutan Kerinitia. Di sana hewan itu kemudian dikenal sebagai Rusa Kerinitia dan menjadi hewan suci dewi Artemis.
Berdasarkan penyair Pindaros dalam Ode Olympus III, Rusa Kerinitia adalah Taigete itu sendiri. Herakles mengejar sang rusa sampai ke utara ke daratan Hyperboreia. Di sana dia mnyadari bahwa dirinya berada di tengah hutan yang dipenuhi pohon-pohon zaitun yang indah. Herakles sangat menyukai pohon-pohon itu sehingga dia pun membawa pulang beberapa pohon dan menanamnya di Olympia.
Rusa Kerinitia mampu berlari dengan sangat cepat. Herakles butuh waktu selama sepuluh tahun untuk dapat menangkapnya. Dia melumpuhkan sang rusa dengan cara menembahkkan panah ke kukunya. Rusa itu pun berhasil ditangkap tanpa dibunuh.
Ketika Herakles kembali ke Tyrins sambil membawa sang rusa, Artemis melihatnya. Artemus marah karena Herakles telah lancang menangkap rusa kesayangannya dan sang dewi sudah mau menyerangnya. Untung saja, Herakles dengan cepat menjelaskan alasan mengapa dia menangkap Rusa Kerinitia. Artemis pun tak lagi marah karena Herakles meyakinkan dirinya bahwa rusa itu tidak terluka. Herakles lalu membawa Rusa Kerinitia ke Tyrins.
·         Tugas Keempat: Menangkap Babi Erimanthos
Dalam tugas keempatnya, Herakles mesti menangkap Babi Erimanthos. Dalam perjalanannya, Herakles mengunjungi seorang kentaur bernama Folos, yang tinggal di Gunung Foloi. Gunung itu dinamai sesuai nama sang kentaur. Folos memiliki minuman anggur yang wangi untuk memancing Babi Erimanthos. Sayangnya, wangi anggur itu malah menarik perhatian para kentaur lainnya di sekitar gunung.
Para kentaur pada awalnya tinggal di Magnesia, Thessalia, sampai suku lapith mengusir mereka setelah terjadinya insiden pada pesta pernikahan Peirithos, raja Lapith, dan Hippodameia. Sejak itu para kentaur pindah ke sekitar Gunung Folos di Arkadia.
Para kentaur, yang kesadarannya sudah dipengaruhi oleh wangi anggur, menyerang Herakles. Akibatnya Herakles harus balas menyerang dan dalam prosesnya dia membunuh beberapa kentaur dengan panahnya. Pada akhirnya para kentaur itu pun mundur. Setelah konfliknya selesai, Folos secara tidak sengaja menjatuhkan panah beracun Herakles ke kakinya, dan Folos pun mati. Kentaur lainnya yang mati dalam konflik itu adalah Kheiron, yang merupakan sahabat Herakles. Kheiron adalah kentaur bijaksana yang telah menjadi guru bagi banyak pahlawan. Kheiron mengajari para pahlawan dalam hal berburu dan bertarung. Murid Kheiron yang terkenal di antaranya adalah Iason dan Akhilles. Kheiron adalah satu-satunga kentaur yang abadi sehingga dia tidak langsung mati ketika terkena panah Herakles namun dia tetap merasakan sakit luar biasa akibat racun Hidranya. Untuk dapat lepas dari rasa sakitnya, Kheiron melepaskan keabadiannya dan memberikannya pada Prometheus. Setelah itu Kehiron pun meninggal.
Herakles kemudian melanjutkan memburu Babi Erimanthos. Setelah menangkap babi itu, Herakles membawanya hidup-hidup ke hadapan Euristheus. Ketika melihat Babi Erimanthos, Euristheus sangat ketakutan sampai-sampai dia bersembunyi dalam sebuah gentong perunggu. Euristheus lalu menyuruh Herakles melepaskan babi itu.
Herakles dan Para Argonaut
Bedasarkan Apollonios dan beberapa penulis lainnya, setelah melaksanakan tugas keempat, Herakles mendengar kabar bahwa Iason sedang mengumpulkan orang untuk bertualang mencari Bulu Domba Emas dan Herakles pun ikut bergabung dalam rombongan itu. Dalam perjalanan mereka, suatu suku yang terdiri dari para raksasa kelahiran bumi bertangan enam, yang dikenal sebagai Gegenes, menyerang kapal Argo di dekat Gunung Beruang. Herakles membunuh beberapa di antara mereka. Di Pulau Mysia, Hilas, seorang kekasih pria Herakles, hilang. Herakles berusaha mencarinya dan tak mau meneruskan perjalanan tanpa Hilas. Akhirnya para kru Argonaut sepakat untuk melanjutkan perjalanan tanpa dirinya.
Dalam versi yang berbeda, yang ditulis oleh sejarawan Diodoros Sikolos, dikisahkan bahwa Herakles adalah tokoh utama dalam pencarian Bulu Domba Emas, dan bukannya Iason. Beberapa pahlawan lainnya memainkan lebih banyak peran yang penting dalam perjalanan itu daripada Iason. Kontribusi Iason hanyalah menyuruh pembuatan kapal Argos serta membawa Medeia ke Iolkos. Setelah perjalanan itu selesai, Herakles disebutkan mendirikan Pesta Olahraga Olympia untuk memuja Zeus, sebagai rasa syukur karena dapat pulang. Herakles juga mngatakan bahwa para pahlawan yang telah ikut serta dalam perjalanan itu untuk saling menolong kelak jika ada yang membutuhkan bantuan. Versi bahwa Herakles adalah kapten para Argonaut juga diceritakan oleh Dyonisios.
Menurut Herodotos, Herakles tidak ikut serta dalam rombongan Argonaut karena saat itu dia masih menjadi budak Omfale. Sementara menurut Hesiodos, Herakles ikut serta dalam perjalanan namun dia ditinggalkan di dekat Aphetai di Magnesia. Dan menurut Apollodoros, yang mengutip dari Demaratos, Herakles melakukan perjalan bersama Argonaut secara lengkap tanpa ditinggalkan oleh kru lainnya.
·         Tugas Kelima: Membersihkan Kandang Raja Augeas
Marah karena Herakles malah perg bertualang bersama para Argonaut, Euristheus memutuskan bahwa tugas kelima harus menjadi tugas yang plaing memalukan bagi Herakles. Tugasnya adalah membersihkan kandang kuda raja Augeias dalam waktu satu haru. Augeias adalah raja Elis dan memiliki banyak sekali hewan ternak. Herakles kemudian mendatangi raja Augeias dan menawarkan untuk membersihkan kandang kudanya dengan imbalan berupa sepersepuluh bagian hewan ternaknya. Augeias setuju saja karena dia merasa bahwa itu tak mungkin dapat dilaksanakan.
Tugas ini sangat sulit karena banyaknya istal yang ada di kandang itu, selain juga karena ukuran tempatnya. Pada akhirnya Herakles memutar otaknya dan berhasil membersihkan kandang kuda itu dengan cara mengalirkan aliran air sungai dari sungai Alfeus dan Peneios ke kandang kuda. Akan tetapi Augeias menolak membayar karena sang raja mengetahui bahwa Herakles ternyata melakukannya karena diperintah oleh Euristheus. Fileus, putra sulung Augeias, meminta ayahnya untuk menepati janjinya. Augeias marah dan mengusir Fileus, yang kemudian meninggalkan Elis dan bermukim di Dulikhium.
Marah karena Augeias melanggar janjinya, Herakles pun bersumpah untuk suatu hari nanti menyerang Elis, dan memang setelah menyelsaikan semua tugasnya Herakles membawa pasukan untuk menaklukan Elis. Augeias menyadari bahwa musuhnya begitu kuat dan dia pun bersekutu dengan jenderal Amarinkeus dan Moliones, keponakan Augeias. Untuk keterangan lebih lengkap mengenai konflik ini, lihat bagian Perang di Peloponnesos.
Ketika Herakles menghadap pada Euristheus seusai menjalankan tugasnya, Euristheus lagi-lagi menolak mengakui penyelesaian Herakles. Euristheus memberitahunya bahwa Herakles mesti melakukan tugasnya tanpa imbalan. Akibatnya Herakles pun memperoleh satu lagi tugas tambahan.
Deksamenos, raja Olenos (di Arkadia atau mungkin Akhaia), menjamu Herakels sebagai tamunya. Ketika di istana sang raja, Kentaur Eurition datang dan memaksa Mnesimakhe, putri Deksamenos, untuk menikahinya. Sebagai imbalan atas jamuannya, Herakles pun membunuh Eurition.
·         Tugas Keenam: Mengusir Burung-Burung Stimfalia
Pada tugas keenam, Herakles diharuskan mengalahkan Burung-Burung Stimfalia yang mengganggu daerah pedesaan di sekitar danau Stymphalia, di Arkadia timur laut. Burung-burung itu sangat banyak sampai-sampai Herakles kewalahan menghadapinya. Herakles kemudian sadar bahwa dia tidak punya cukup panah dan lembing untuk membunuh semua burungnya.
Tiba-tiba dewi Athena muncul untuk menolong Herakles. Athena memberinya lonceng perunggu dan memberitahunya bahwa lonceng itu dapat membuat Burung-Burung Stimfalia ketakutan. Herakles lalu membunyikan loncen itu sehingga burung-burung itu ketakut dan terbang pergi. Herakles memanah banyak dari mereka dan sisanya terbang menjauh.
Burung-burung itu kemungkinan adalah burung yang sama yang menempati pulau tandus keramat miliki dewa Ares. Para Argonaut juga kemungkinan diserang oleh burung-burung yang sama. Ketika Oileus terluka oleh salah satu bulunya. Mereka kemudian ingat bahwa Herakles pernah mengalahkan kawanan burung itu. Mereka pun membuat bunyi yang nyaring dan burung-burung itu terbang menjauh.
·         Tugas Ketujuh: Menangkap Banteng Kreta
Pada tugas ketujuh, Herakles harus menangkap Banteng Kreta, yakni banteng milik Minos raja Kreta. Banteng itu adalah banteng keramat poseidon serta mampu berjalan dan berlari di atas permukaan air. Banteng Kreta juga memiliki kulit berwana putih yang indah.
Dulunya, Minos meminta seekor banteng pada Poseidon dan berjanji akan mengrbankannya untuk sang dewa laut. Poseidon pun memberikan Banteng Kreta yang istimewa itu. Namun Minos melanggar janjinya dan menolak mengurbankan banteng itu. Poseidon marah dan menghukum Minos dengan cara membuat Pasifae, istri Minos, jatuh cinta pada sang banteng. Pasifae sangat bernafsu padanya dan ingin melakukan seks dengan hewan itu. Untuk dapat melakukannya, Pasifae menyuruh Daidalos, seorang insinyur ternama, untuk membuat sebuah banteng betina palsu. Pasifae lalu masuk ke dalam tiruan banteng betina itu dan dia pun disetubuhi oleh Banteng Kreta. Akibat bersenggama dengan seekor banteng, Pasifae melahirkan Minotaur, manusia setengah banteng.
Minos merasa malu atas perbuatan istrinya, jadi dia langsung setuju ketika Herakles mau mengambilnya. Setelah menaklukannya, Herakles bingung karena banteng itu tak mau masuk ke dalam kapal. Akhirnya Herakles menunggangi banteng itu, yang berlari menyeberangi lautan dari Knossos di Kreta sampai ke Yunani daratan.
Herakles membawa banteng itu ke hadapan Euristheus, yang menyuruh Herakels untuk melepaskannya. Setelah dibebaskan, sang banteng meninggalkan Peloponnesos dan pergi ke daerah Marathon di Attika. Di sana hewan itu mengacau dan menyerang pedesaan. Sejak itu Banteng Kreta terkenal dengan nama baru, yaitu Banteng Marathon. Banteng itu terus mangacau di Marathon sampai nantinya dibunuh oleh Theseus.
·         Tugas Kedelapan: Menangkap Kuda Betina Diomedes
Tugas kedelapan Herakles adalah menangkap kuda-kuda betina Diomedes. Diomedes adalah raja Bistones di Thrakia. Dia memliki beberapa ekor kuda betina yang senang memakan manusia. Bersama beberapa kawannya, Herakles berangkat dan berhasil mengambil semua kuda itu. Herakles juga melemparkan Diomedes pada kuda-kudanya sehingga dia mati dilahap oleh hewan peliharaannya sendiri.
Di antara rombongan Herakles, ada seorang pemuda bernama Abderos. Dia adalah putra Hermes dan merupakan kekasih lelaki Herakles. Abderos ditugaskan oleh Herakles untuk menjaga kuda-kuda yang telah ditangkap sementara Herakles pergi. Namun ketika Herakles kembali, dia mendapati bahwa Abderos telah dimakan oleh kuda-kuda itu. Sebagai ungkapan rasa dukanya, Herakles mendirikan sebuah kota yang dia beri nama Abdera.
Admetos adalah raja Pherai dan suami Alkestis, putri Pelias.
Ketika dewa matahari, Apollo, harus mengabdi pada Admetos selama satu tahun sebagai pelayan, Admetos memperlakukan sang dewa dengan sangat baik, karena Admetos memang terkenal sebagai salah satu penguasa yang baik hati. Apollo sendiri dihukum karena telah membunuh seorang Kiklops yang membuat petir untuk Zeus. Apollo membunuhnya sebagai pembalasan Zeus telah membunuh putra Apollo, Asklepios.
Karena kebaikan hatinya, Apollo menolong Admetos dalam upaya meminang Alkestis. Ketika itu ayah Alkestis memberi ketentuan bahwa calon suami Alkestis harus bisa mengendarai kereta perang yang ditarik oleh seekor singa dan seekor babi hutan. Berkat bantuan Apollo, Admetos sukses melakukan tugas tersebut.
Apollo juga memberi hadiah dengan memberitahu Admetos kapan dia akan mati. Admetos juga bisa saja menghindari kematiannya, asalkan ada orang lain yang mau mati demi dia. Namun tidak ada yang mau melakukannya, tidak para penasehatnya, tidak anak buahnya, tidak orang tuanya. Akhinya Alketsis, yang sangat mencintai suaminya, mau mati demi dia.
Ketika itu Herakles, yang sedang melakukan tugas kedelapannya, datang mengunjungi Admetos. Herakles tidak tahu bahwa Alkestis akan mati malam itu. Admetos menjamu Herakles dengan sangat ramah sambil secara diam-diam berduka atas istrinya.
Ketika Herakles menyadari bahwa dia sedang bergembira sementara sahabatnya bersedih, Herakles langsung pergi ke makam Alkestis dan bertarung dengan Thanatos, dewa kematian. Thanatos ketika itu sedang membawa arwah Alkestis ke dunia bawah. Herakles berhasil mengalahkan Thanatos dan mengembalikan Alkestis kepada suaminya.
·         Tugas Kesembilan: Mengambil Sabuk Hippolita
Untuk tugas kesembilan, Euristheus menyuruh Herakles untuk mengambil sabuk Hippolite, ratu suku Amazon. Euristheus menginginkan sabuk itu untuk diberikan pada anak perempuannya, Admete. Tugas itu mengharuskan Herakles untuk pergi ke tanah suku Amazon, maka berangkatlah dia ke sana. Kemungkinan Herakles pergi sendiri atau bersama pahlawan Theseus dan Telamon. Suku Amazon sendiri merupakan suku petarung yang semua rakyatnya adalah perempuan, dan mereka jago bertempur.
Hippolite, ratu Amazon, memerintah di kota Themiskyra di mulut sungai Thermodon. Dia memiliki sabuk yang merupakan lambang kepemimpinan suku Amazon. Sabuk tersebut dulunya dimiliki oleh dewa Ares.
Ketika Herakles datang, sang ratu menyambutnya dengan ramah. Namun kemudian Hera muncul dan berusaha mengacaukan tugas Herakles. Menyamar sebagai salah seorang tentara Amazon, Hera menyebar rumor bahwa Herakles datang untuk menculik ratu mereka. Pasukan Amazon pun marah dan menyerang kapal Herakles. Mengira bahwa Hippolite menjebaknya, Herakles pun membunuh sang ratu dan mengambil sabuknya.
Berdasarkan beberapa penulis kuno, Antiope (Melanippe), saudari Hippolite, jatuh cinta pada Theseus. Antiope lalu meninggalkan sukunya dan pergi dari kota Themiskyra bersama Theseus. Antiope juga ikut membantu Herakles dan para anak buahnya ketika berusaha pergi dari wilayah suku Amazon. Beberapa lainnya mengatakan bahwa Theseus menculik Antiope.
Berdasarkan vers lainnya yang berbeda dari Apollonios, Herakles tidak membunuh siapapun dalam misi ini. Herakles meyergap dan menculik Melanippe (Antiope) saudari Hippolite. Herakles baru melepaskannya setelah Hippolite memberi tebusan berupa sabuknya.
Dalam perjalanan pulangnya, dia lewat di Troya dan melihat bahwa Hesione, putri Troya, hendak dikurbankan pada monster laut kiriman Poseidon dan Apollo. Herakles menemui Laomedon, raja Troya, dan menyatakan sanggup untuk menolong Hesione asalkan Laomedon memberi imbalan berupa kuda abadi atau anggur emas. Laomedon setuju dan Herakles pun membunuh monster laut itu sehingga Hesione selamat. Namun Laomedon melanggar janjinya dan menolak memberi imbalan pada Herakles. Hal ini membuat Herakles murka, sehingga Herakles bersumpah untuk suatu hari nanti menaklukan Troya. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai serangan Herakles ke Troya, silakan lihat Herakles: Menyerang Troya.
Berdasarkan Diodoros Sikolos, Herakles menyelamatkan Hesione dalam perjalanannya menuju Kolkhis bersama Iason dan para Argonaut.
Dalam perjalanan pulang seusai melaksanakan tugas ini, Herakles dicegat oleh dua bersaudara Poligonos dan Telegonos. Mereka menantang Herakles untuk bergulat. Herakle membunuh mereka dan meneruskan perjalanannya.
·         Tugas Kesepuluh: Mengambil Ternak Gerion
Pada tugas kesepuluh, Herakles diharuskan mengambil hewan ternak milik Gerion, raksasa raja Erytheia (Cadiz), di Spanyol. Hewan ternak itu dijaga oleh gembala Gerion serta anjing berkepala dua yang disebut Orthos.
Herakles pun melakukan perjalanan ke Spanyol. Ketika mencapai Selat Gibraltar, yang berada di antara Eropa dan Afrika, Herakles menumpuk batu-batu di pesisir Afrika dan juga di pesisir Eropa. Tumpukan batu itu kemudian dikenal sebagai Pilar Herakles.
Karena ketika itu cuaca sangat panas, Herakles pun menjadi kesal. Dia lalu mengarahkan panahnya pada matahari dan mengancam untuk menembak dewa matahari. Helios, dewa matahari, kagum dengan keberanian Herakles sehingga Helios memberi mangkuk matahari padanya. Mangkuk itu dalah sebuah mangkuk yang sangat besar dan terbuat dari emas. Dengan menggunakan mangkuk itu, Herakles dapat berlayar mengarungi Samudra Atlantik.
Menurut Diodoros Sikolos, dalam perjalanannya Herakles lewat di Libya. Di sana dia memusnahkan ras wanita petarung yang bernama suku Gorgon. Itu merupakan pukulan telak kedua bagi suku Gorgon, karena sebelumnya kakek buyut Herakles, Perseus, pernah mengalahkan mereka dan membunuh ratu mereka yang bernama Medusa.
Tiba di Erytheia, Herakles harus terlebih dahulu membunuh sang gembala yang bernama Eurition dan anjingnya Orthos. Herakles membunuh mereka dengan gadanya di dekat puncak Gunung Abas. Menoites, gembala Hades, melihat kejadian ini dan langsung melapor pada Gerion bahwa Herakles sedang merampas ternaknya. Gerion marah dan segera mengejar Herakles.
Gerion merupakan raksasa yang memiliki tiga kepala, tiga pasang tangan, dan tiga pasang kaki. Dia menyerang Herakles denga mengenakan baju perang lengkap. Namun teta saja Herakles berhasil membunuhnya dengan panah beracunnya. Herakles menghabisinya di Sungai Athemos. Setelah membunuh Gerion, Herakles pun berniat untuk pulang.
Meelwati Abderia, Spanyol selatan, Herakles kemudian memasuki tanah orang-orang Liguria. Di dekat Massalia (kini Marseille), Ialebion dan Derkinos, putra Poseidon, menginginkan ternak yang dibawa oleh Herakles. Mereka pun menyerangnya namun dikalahkan dan dibunuh. Akan tetapi Herakles juga terluka dalam baku hantam tersebut. Selain itu Herakles juga mesti menghadapi pasukan tempur Liguria. Untuk membantunya, Zeus mengirimkan pancuran batu, yang dimanfaatkan oleh Herakles untuk melempari musuh-musuhnya dengan batu.
Di daerah yang kini dikenal sebagai Italia, seorang raksasa bernama Kakos berhasil mencuri sebagian ternak yang dibawa Herakles. Herakles meninggalkan sisa ternaknya dan mengejar Kakos. Setelah membunuh Kakos dan mengambil kembali ternak yang dicuri, Herakles pun kembali menggiring kawanan ternak itu.
Di Rhegion, salah satu banteng dari kawanan ternaknya kabur. Banteng itu melompat dan berenang menyeberangi Selat Messina. Herakles bertanya pada penduduk lokal kalau-kalau mereka melihat banteng itu dan mereka memberitahu bahwa hewan itu pergi ke Sisilia. Penduduk lokal menyebut banteng itu Italos, karena itu Herakles menamai tempat itu Italia. Banteng yang kabur itu merupakan hewan yang paling bagus dalam kawanan, sehingga Herakles terpaksa meninggalkan sisa ternaknya dan pergi ke Sisilia untuk mengambil kembali sang banteng.
Ketika Herakles berhasil menemukan banteng yang hilang di Sisilia, dia mendapati bahwa banteng itu ada bersama hewan ternak milik seorang petinju jahat bernama Eriks. Menurut Apollonios Rodios, Eriks adalah putra dari seorang Argonaut bernama Butes dan dewi Afrodit. Sementara menurut Apollodoros, Eriks merupakan putra Poseidon. Eriks punya kebiasaan untuk menantang orang yang lewat untuk bertanding tinju. Dalam bertanding, Eriks selalu membunuh lawannya. Ketika Herakles meminta bantengnya, Eriks mau mengembalikannya dengan syarat Herakles mampu mengalahkannya dalam perandingan tinju. Pada akhirnya, Herakles terbukti masih terlalau kuat bagi Eriks, yang terbunuh dalam pertandingan itu.
Herakles berhasil mengumpulkan kembali semua ternaknya dan langsung kembali ke Yunani. Namun masalah kembali muncul. Hera mengirim serangga untuk menyengat hewan-hewan ternak itu sehingga mereka berpencar tak karuan ke segala arah, dan sebagian besarnya pergi ke pegunungan Thrakia. Herakles berusaha kerasa dan berhasil mengumpulkan kembali sebagian besar ternaknya. Dia lalu membawanya ke hadapan Euristheus, yang mengurbankan ternak itu untuk Hera.
Berdasarkan penyair Yunani abad ke-1 SM, Parthenios, ketika Herakles dalam perjalanan pulang ke Yunani sambil membawa ternak itu, ada seorang perempuan bernama Keltine, putri Bretannos, yang melihatnya dan langsung jatuh cinta padanya. Maka Keltine menyembunyikan ternak itu dan hanya akan mengembalikannya jika Herakles mau berhubungan seksual dengannya. Herakles setuju dan mereka pun bersenggama. Dari hubungan itu Keltine melahirkan Keltos, yang menjadi leluhur bangsa Kelt. Dan menurut Diodoros Sikolos, Herakles juga bertemu dengan seorang perempuan lainnya dari Alesia. Mereka berhubungan seksual dan sang wanita menjadi ibu dari Galates, yang menjadi leluhur suku Galia. Di kemudian hari, suku Kelt dan suku Galia menjadi suku-suku yang penting di Spanyol.
·         Tugas Kesebelas: Mengambil Apel Hesperides
Tugas kesebelas Herakles adalah mengambil apel emas Hesperides. Para Hesperides ("Putri Bintang Senja") adalah para anak perempuan Titan Atlas dan Hesperis (Bintang Senja). Jumlah pastinya berbeda-beda menurut beberapa pendapat, beberapa mengatakan tiga, empat atau tujuh. Mereka bertugas merawat suatu kebun yang di dalamnya ada pohon yang menghasilkan buah apel emas. Pohon itu adalah miliki dewi Hera dan dijaga oleh seekor naga bernama Ladon yang memiliki seratus kepala. Ladon adalah anak Tifon dan Ekhidna.
Dalam perjalanannya, di Pegunungan Kaukasus, Herakles membunuh elang Kaukasus yang memakan liver Pometheus. Herakles juga membebaskan Prometheus dari belenggunya. Sebagai balasannya, Prometheus memberitahu Herakles tentang naga Ladon yang menjaga pohon apel Hesperides. Prometheus juga memberi saran bahwa Herakles lebih baik memanfaatkan Atlas untuk mengambil apel itu dan menghindari konfrontasi langsung dengan Ladon.
Herakles meneruskan perjalanan ke selatan, menjelajahi Phoinika dan Palestina. Herakles membunuh Busiris, raja Mesir, yang senang mengurbankan orang asing yang lewat di tanahnya. Beberapa mengatakan bahwa Herakles membunuh Emathion, raja Arab, putra Eos dan Tithonos, dan saudara Memnon.
Di Libya, Herakles bergulat dan membunuh raksasa Antaios, putra Poseidon dan Gaia. Antaios tidak terkalahkan selama dia menyentuh ibunya (bumi). Antaios seringkali membiarkan lawannya membantingnya ke tanah, lalu bangkit lagi dalam keadaan lebih kuat dari sebelumnya. Herakles tahu hal ini dan dia pun memutar otaknya untuk mengalahkan Antaios. Herakles mengangkat Antaios tinggi-tinggi sehingga Antaios tidak menjadi terlalu kuat karena jauh dari tanah. Lalu Herakles mematikan Antaios di udara.
Akhinya Herakles tiba di tempat Titan Atlas sedang memikul beratnya langit di pundaknya. Herakles bertanya pada Atlas di mana letak Taman Hesperides. Atlas bilang bahwa dia mau saja mengambilkan apel emas itu untuk Herakles asalkan sang pahalwan mau menggantikan Atlas untuk memikul langit selama Atlas pergi. Herakels setuju dan dia pun mengambil lagit dan Atlas.
Setelah beberapa lama, Atlas kembali dengan membawa apel emas namun ternyata dia tidak mau lagi memikul langit di pundaknya. Atlas bilang bahwa dia yang akan membawakan apel itu ke hadapan Euristheus atas nama Herakles. Sementara Herakles tidak dapat berbuat apa-apa karena terjebak dalam keadaan memikul langit.
Akan tetapi Herakles lebih pintar daripada Atlas. Herakles memberitahu Atlas bahwa dia mau saja menggantikan tugas Atlas untuk seterusnya, hanya saja Herakles juga bilang bahwa dia harus membetulkan letak jubahnya supaya posisinya lebih nyaman unuk menanggung beban langit. Karena itu Herakles meminta Atlas untuk memikul langit itu sebentar. Atlas setuju dan mengambil kembali langit itu dan menyerahkan apelnya pada Herakles. Setelah bebas dan memperoleh apel emas, Herakels langsung kabur dan meninggalkan Atlas melanjutkan tugasnya memikul langit.
Dalam versi lainnya, Herakles mengambil apel emas itu tanpa bantuan Atlas. Herakles masuk ke Taman Hesperides, membunuh Ladon, dan mengambil apel emas. Dalam Argonautika, tidak lama setelah dia meninggalkan Taman Hesperides, para Argonaut tiba di sana. Kapal mereka, Argo, terdampar di tengah-tengah gurun Libya. Berdasarkan Apollonios dari Rodos, para Argonaut kehabisan air. Di Taman hesperides, para nimfa menunjukkan mata air yang muncul dari sebongkah batu. Ternyata dalam kunjungannya untuk mengambil aple emas, Herakles juga sempat menendang sebongkah batu, yang terbelah dua dan mengeluarkan air. Jadi tanpa dia ketahui, Herakles telah menyelamatkan kawan-kawannya, para Argonaut, dari ancaman kehausan.
Setelah menunjukkan apel emas pada Euristheus di Tyrins, Herakles memberikan apel itu pada dewi Athena. Sang dewi kemudian mengembalikan apel itu pada para Hesperides. Sang buah apel pun kembali ke tempatnya semula.
·         Tugas Kedua belas: Menangkap Kerberos
Tugas kedua belas Herakles adalah menangkap Kerberos, anjing berkepala tiga yang memiliki ekor berupa kepala ular. Kerberos menjaga pintu gerbang dunia bawah supaya para roh tidak dapat kabur. Kerberos adalah anak Tifon dan Ekhidna.
Untuk masuk ke dunia bawah, Herakles harus terleih dahulu menjalani suatu ritus Misteri, yang dilaksanakan oleh Eumoplos di Eleusis. Herakles kemudian pergi ke Tainaron di Lakonia. Di sanalah terdapat pintu masuk menuju dunia bawah.
Herakles bertemu dewa Hermes, yang memandunya menuju dunia bawah. Dalam perjalanannya, Herakles bertemu banyak arwah dan sebagian besar dari mereka langsung pergi begitu melihat Herakles. Hanya dua arwah yang tidak pegi, yaitu arwah pahlawan Meleagros dan awrah Gorgon Medusa. Herakles sempat mau menyerang arwah Medusa namun namun Hermes mengingatkan bahwa arwah Medusa sama sekali tidak berbahaya.
Di dunia bawah, Herakles juga menyelamatkan sahabat sekaligus sepupunya, Theseus, yang terperangkap di Kursi Kelalaian milik Hades. Theseus dan sahabatnya, Peirithos, pernah mencoba menculik istri Hades, Persefone, karena itu Hades mengurung mereka di dunia bawah. Meskipun Theseus berhasil diselamatkan, namun Peirithos tidak sempat diselamatkan oleh Herakles.
Herakles mau berbicara dengan para awah, dan dia butuh darah hewan untuk melakukannya. Akhirnya Herakels membunuh seekor sapi miliki Hades. Menoites, gembala Hades, marah dan mereka berdua pun bergulat. Menoites bukan tandingan Herakles, yang dengan mudah memitingnya. Herakles kemudian melepaskan Menoites setelah Persefone, istri Hades, memintanya untuk mengampuni gembala suaminya.
Herakles lalu meminta izin pada Hades untuk membawa Kerberos. Hades mengizinkan dengan syarat bahwa Herakles harus melakukannya tanpa senjata apapun. Herakles pun mendatangi Kerberos dan bergulat dengan anjing itu. Herakles menang dan membawanya ke dunia atas. Herakles kemudian menggiring Kerberos ke hadapan Euristheus di Tyrins. Begitu melihat Kerberos, Euristheus amat sangat ketakutan.
Karena Herakles telah melaksanakan semua tugasnya, Euristheus pun membebaskan Herakels dari kewajiban mengabdi padanya. Namun Euristhes memberi perintah terakhir pada Herakles: kembalikan Kerberos dunia bawah.
Kematian Ifitos
Setelah melaksanakan dua belas tugas, Herakles kini bebas dari kewajibannya untuk mengabdi pada Euristheus. Dia kini bisa memutuskan sendiri akan melakukan apa. Eritos, raja Oikhalia, menawarkan putrinya, Iole, untuk dinikahi kepada siapa saja yang mampu mengalahkannya atau putranya dalam kontes memanah. Dulu ketika Herakles masih belajar, dia pernah diajari memanah oleh Euritos, yang kelak menyesali keputusannya itu.
Herakles memenangkan kompetisi memanag tersebut, namun Euritos menolak menyerahkan putrinya. Euritos takut Herakles akan ditimpa kegilaan lagi dan membunuh Iole seperti yang dulu pernah dilakukan Herakles pada anak dan istrinya. Masalah menjadi semakin buruk ketika ternak sang raja dicuri oleh Autolikos, raja pencuri, namun Herakles dituduh sebagai pelakunya.
Herakles pergi dari Oikhalia dalam keadaan marah. Sementara itu Ifitos, putra Euritos ,mencoba membujuk ayahnya dan mengatakan bahwa Herakles telah memenangkan Iole secara jujur. Ifitos lalu mendatangi Herakles, namun lagi-lagi Hera menimpakan kegilaan pada Herakles, sehingga Herakles membunuh Ifitos di Tyrins.
Herakles lalu mendatangi Neleus, raja Pylos, dan Hippokoon, raja Sparta. Herakles meminta mereka untuk menyucikannya dari dosa pembunuhan Ifitos. Mereka berdua menolak dan Herakels pun memusuhi mereka.
Penyakit yang mengerikan menimpa Herakles. Dia lalu meminta nasehat pada Xenokleia, orakel Delphi, supaya disembuhkan dari penyakitnya namun Xenokleia tidak memberinya nasehat. Akibatnya, Herakles pun marah. Dia mengambil tripod di situ dan berkata bahwa dia akan membuat orakelnya sendiri. Apollo lalu datang untuk membantu pendetanya dan hendak menyerang Herakles. Namun mereka tidak sempat berkelahi karena keburu dilerai oleh Zeus.
Herakles hanya ingin meminta nasehat dari orakel, bukan berkelahi dengan Apollo. Sang dewa kagum dengan keberanian Herakles dan menyuruh pendetanya untuk memberi nasehat pada Herakles. Sang orakel lalu memberitahu Herakles bahwa dia harus menjual dirinya dan menjadi budak, sebagai hukuman atas pembunuhan yang dilakukannya, dan juga sebagai penyembuh untuk penyakitnya.
Hermes lalu sepakat untuk menjual Herakles pada Omfale, putrai dari Iardanes dan ratu Lydia. Omfale menjadi ratu setelah suaminya, Tmolos, meninggal. Uang hasil penjualannya diberikan kepada Euritos sebagai kompensasi atas kematian putranya. Namun Euritos menolaknya. Omfale menyuruh Herakles mengenakan pakaian wanita dan melakukan pekerjaan wanita, misalnya menenun. Sementara gada Herakles dipegang oleh Omfale. Setelah tiga tahun menjadi budak, Herakles pun dibebaskan oleh Omfale.
Di Aulis, Syleus dan putriya, Xenodike, selalu mencegat orang yang lewat dan menyuruh untuk mencangkul ladang anggur Syleus. Herakles dicegat oleh mereka, dan Herakles membunuh mereka berdua. Dia juga menyerang dan menaklukan kotanya, Itoni. Demi Omfale, Herakles juga membunuh seekor ular raksasa yang menghuni sungai Sagaris, yang telah menyerang orang-orang Lydia di dekat sungai itu.
Herakles dikatakan mengganti nama pulau Doliokhe menjadi Ikaria, karena dia menemukan jasad Ikaros di sana.
Ratu Omfale menikahi Herakles dan mereka memiliki seorang putra bernama Lamos. Tidak lama setelah itu, Herakels pergi dari Lydia dan dan meneruskan petualangannya.
Menyerang Troya
Setelah bebas dari Omfale, Herakles mengumpulkan pasukan untuk menaklukan Troya. Pahlawan Telamon, putra Aiakos, ikut bergabung dengannya. Ketika itu istri Telamon, Eriboeia, sedang hamil. Herakles berdoa pada Zeus supaya anak Telamon menjadi orang yang berani. Zeus mengirim seekor elang sebagai tanda bahwa doa Herakles diterima. Telamon menamai putranya Aias, dari kata aietos (elang). Kelak, Aias menjai salah satu pahlawan yang berjuang dalam Perang Troya.
Dulu, ketika Herakles menyelamatkan Hesione dari monster laut, Laomedon, ayah Hesione, mengingkari janjinya untuk membayar Herakles. Akibatnya Herakles bersumpah untuk melakukan pembalasan. Troya sendiri kini sudah dikelilingi oleh tembok pertahanan buatan Poseidon dan Apollo. Tembok itu sangat kuat dan sulit ditembus. Satu-satunya kelemahannya adalah bagian yang dibangun oleh Aiakos, ayah Telamon. Bagian tersebut sangat mungkin diketahui oleh Telamon.
Mendarat di Troya dengan delapan belas kapal, Herakels dan pasukannya kemudian menyerang Troya. Telamon menghancurkan bagian dinding Troya yang dibangun oleh ayahnya, dan memimpin serangan melawan pasukan Troya. Herakles merasa iri karena Telamon mampu menembus dinding pertahanan lebbih dulu.
Herakles hendak membunuh letnannya, namun dia dihentikan oleh Telamon memintanya untuk tenang. Telamon lalu menumpuk batu-batu. Ketika Herakles bertanya apa yang dilakukannya, Telamon menjawab bahwa dia sedang membangun altar untuk Herakles. Kemarahan Herakles pun mereda, karena Telamon mengakui keagungan Herakles.
Laomedon dan semua putranya, kecuali yang paling bungsu, Podarkes, terbunuh dalam pertempuran. Herakles mengizinkan Hesione untuk menebus seorang tawanan, dan Hesione menebus Podarkes dengan memberikan satu kerudungnya. Hesione lalu menjadi budak Telamon, sedangkan Podarkes tetap tinggal di Troya dan meneruskan pemerintahan menggantikan ayahnya. Podarkes kemudian mengganti namanya menjadi Priamos.
Menurut Diodoros Sikolos, perang Herakles di Troya berlangsung setelah Herakles kembali dari Kolkhis, dalam petualangannya bersam Iason mencari bulu domba emas.
Ketika Herakles sedang berlayar pulang, Hera mengirim badai besar sehingga Herakles terdampar di pulau Kos. Perbuatan Hera membuat Zeus marah, sampai-sampai Zeus merantai tangan Hera dan menggantungnya di Olimpus.
Para penduduk Kos mengira bahwa Herakles dan pasukannya adalah bajak laut, sehingga mereka menyerangnya. Herakles dan pasukannya balas menyerang dan berhasil menaklukan kota di sana. Herakles membunuh raja mereka, Euripilos, namun Herakles terluka oleh pahlawan Kos, Khalkedon. Zeus pun menyelamatkan dan menjauhkan Herakles ke tempat yang aman, supaya luka-lukanya bisa disembuhkan.
Melawan Para Raksasa
Ketika Herakles sedang disembuhkan, dia langsung dibawa ke Phlegra, di Thrakia (beberapa mengatakan di Sisilia), tempat para dewa sedang berperang melawan para Raksasa, yang terlahir dari darah Uranus yang jatuh ke bumi. Untuk mengalahkan para Raksasan, para dewa, sesuai nasehat orakel, harus meminta bantuan pada seorang pahlawan manusia.
Herakles membunuh Alkioneus dengan panahnya yang mematikan, sebelum kemudian menyeretnya keluar dari daerah Pallene. Herakles dan Apollo masing-masing memanah satu mata Raksasa Efialtes. Athena membunuh Pallas dan mengulitinya. Athena lalu menggunakan kulit Pallas sebagai perisai. Athena juga membunuh Enkelados, yang kabur ke barat. Dia menghantam Enkelados dengan cara melemparkan pulau Sisilia padanya. Poseidon melakukan hal yang sama pada Polibotes, menghantam sang raksasa dengan pulau Nysiros. Dengan bantuan Zeus, Herakles bahkan membunuh Porfirion, yang mencoba memperkosa Hera.
Setelah melaksanakan dua belas tugas dan membantu para dewa melawan para Raksasa, Herakles pun diakui kehebatannya oleh para dewa Olimpus.
Perang di Peloponnesos
 Setelah kembali ke Yunani, Herakles menyerang Augeias, raja Elis, dengan membawa pasukan dari Tyrins. Sebelumnya, Augeias telah mengingkari janjinya untuk membayar Herakles atas bantuannya dalam membersihkan kandang kuda sang raja. Akan tetapi, pasukan Herakles mengalami kekalahan dari para sekutu raja Augeias, yaitu Amarinkeus dan Moliones, dua putra kembar Aktor. Herakles kalah dalam pertempuran itu karena dia sedang sakit. Saudara tiri Herakles, Ifikles, mungkin terbunuh dalam pertempuranini atau mati dalam perang melawan Sparta.
Herakles kembali ke Tyrins untuk mengumpulkan pasukanbaru, namun dia diusir oleh Euristheus karena Euristhesu mengira bahwa Herakles mengumpulkan pasukan untuk melawannya. Herakles lalu bermukim di Pheneus, Arkadia. Di kemudian hari, dalam Pesta Olahraga Isthmos, Herakles menangkap dan membuh Moliones. Herakles kembali membangun pasukan di Arkadia dan menyerang Augeias lagi. Tanpa sekutunya, kerajaan Augeias kalah dan dia sendiri terbunuh. Herakles kemudian menetapkan putra Augeias yang dikucilkan, Fileus, sebagai raja Elis. Berdasarkan Apollodoros, Herakles juga dikatakan mendirikan Olimpiade, meskipun pada umumnya orang menganggap bahwa pendirinya adalah Herakles dari Gunung Ida, Kreta. Herakles mendirikan mazbah untuk para dewa Olimpus, serta satu mazbah kecil untuk pelops, kakek buyutnya.
Selanjutnya Herakles menyerang kota Pylos yang dipimpin raja Neleus. Di sana, Hera berpihak pada Neleus dan dilukai oleh Herakles. Hades dan Ares juga membantu Pylos. Akibatnya, Herakles melukai kedua dewa itu dalam pertempuran. Herakles membunuh sebelas dari dua belas putra Neleus, serta Neleus itu sendiri. Herakles menghadapi Perklimenos, putra sulung Neleus. Perklimenos punya kemampuan dari kakeknya, Poseidon, untuk mengubah wujud. Perklimenos menyerang Herakles sebagai singa, ular, dan lebah. Ketika Periklimenos berubah menjadi burung elang, Herakles memanahnya sampai mati.
Putra bungsu Neleus, Nestor, berhasil selamat karena dia tinggal di Gerenia selama perang. Nestor kemudian menjadi raja Pylos berikutnya.
Herakles kemudian mengalihkan perhatiannya pada Hipokoon, yang juga telah menolak menyucikan Herakles dari pembunuhan Ifitos. Selain itu Hipokoon telah membunuh Oionos, seorang sepupu Herakles, karena Oionos secara tidak sengaja menendang anjing Hipokoon. Hipokoon sendiri menjadi raja Sparta setelah merebut tahta dari saudaranya, Tindareus, yang kini tinggal di Kalidon.
Herakles memperoleh bantuan dari Kefeus, raja Tegeia, dan berjanji untuk melindungi jika ada serangan. Ketika tinggal di Tegeia, Herakles menjalin hubungan dengan saudari Kefeus, Auge. Dari hubungan itu lahirlah Telefos.
Dalam pertempuran, Kefeus dan putra-putranya terbunuh, selain juga saudara tiri Herakles, Ifikles. Herakles sendiri terluka, namun dia berhasil membunuh Hipokoon dan semua putranya. Herakles lalu mengembalikan Tindareus menjadi raja Sparta.
Setelah pertempuran usai, Herakles membawa jenazah Ifikles ke kota Pheneus, tempat Ifikles disembah sebagai pahlawan.
Deianeira
Herakles tinggal di istana Raja Oineus di Kalidon. Di sana dia jatuh cinta pada Deianeira, putri sang raja. Deianeira adalah saudari Meleagros, seorang pahlawan. Ketika Herakles pergi ke dunia bawah untuk menangkap Kerberos, dia bertemu dengan arwah Meleagros, yang merupakan satu dari dua arwah yang tidak takut dengan kehadiran Herakles. Meleagros dan Herakles pernah bertualang bersama-sama dalam mencari bulu domba emas dengan Iason. Di dunia bawah, Herakles berjanji pada Meleagros untuk menikahi Deianeira.
Deianeira diminati oleh banyak pelamar, salah satunya adalah dewa sungai, Akhelus. Untuk mendapatkan Deianeira, Herakles mesti bertarung dengan Akhelus, yang mampu mengubah wujudnya. Ketika melawan Herakles, Akhelus berubah menjadi manusia berkepala banteng, lalu berubah menjadi ular. Setiap kali berubah, Akhelus terus dikalahkan oleh Herakles. Akhelus kemudian berubah menjadi banteng dan Herakles mematahkan tanduknya. Akhelus akhirnya menyerah dan Herakles memberikan kembali patahan tanduknya. Akhelus menukar patahan tanduknya dengan tanduk Amaltheia, yang berisi persediaan buah-buahan dan minuman tak terbatas, yang dikenal sebagai Kornukopia. Setelah mengalahkan Akhelus, Herakles pun menikahi Deianeira.
Ketika tinggal di Kalidon, Herakles menolong Oineus dalam perang melawan kerajaan tetangganya. Herakles menaklukan kota Ephyra di Thesprotia (bagian dari Epiros). Raja Filas memiliki seorang putri yang bernama Astiokhe, yang berhubungan seksual dengan Herakles. Astiokhe lalu melahirkan seorang putra yang diberi nama Tlepolemos.
Dikatakan bahwa ketika itu, Herakles mengirim tiga orang putranya dari para putri Raja Thespios ke kota Thebes. Tujuh putranya tetap berada di Thespiai bersama kakek mereka, sedangkan sisanya (40 orang) bermigrasi ke pulau Sardinia.
Setelah kembali ke Kalidon, perjamuan kemenangan digelar untuk menghormati Herakles. Herakles secara tidak sengaja membunuh pembawa gelas sang raja yang bernama Eunomos, putra Arkhiteles. Meskipun raja dan ayah Eunemos memaafkan sang pahlawan, karena kejadian itu adalah kecelakaan. Namun Herakels tidak mampu memaafkan dirinya sendiri. Oineus tidak mau menghukum Herakles, karena itu Herakles menghukum dirinya sendiri dan mengasingkan diri. Dia meninggalkan Kalidon bersama istrinya.
Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang Kentaur bernama Nessos, yang menawarkan untuk membawa Deianeira menyeberangi sungai Evenos. Ketika Deianeira mencapai seberang sungai, Nessos mecoba memperkosanya. Herakles sedang berada di tengah sungai ketika dia mendengar teriakan istrinya. Herakles langsung memanah Nessos dengan menggunakan panah beracunnya. Nessos terkena panah Herakles dan dia pun sekarat. Dalam keadaan sekarat, Nessos memberitahu Deianeira bahwa darahnya keramat dan mampu menjadikan Herakles setia pada Deianeira selamanya. Deianeira tidak sadar bahwa darah Nessos sudah terkontaminasi racun Hidra.
Tinggal di Thrakis
Herakles dan Deianeira pindah ke Trakhis. Di sana Herakles bersahabat dengan Keiks, raja Trakhis. Deianeira melahiran empat orang putra: Hillos, Glenos, Ktesippos, dan Odites. Herakles ikut membantu Keiks melawan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Herakles membunuh raja bangsa Dryopia, Lagoras, dan mengusir rakyatnya dari Doris. Herakles juga membantu mengalahkan suku Lapith dan membunuh aja mereka, Koronos, putra pahlawan Lapith, kaineus.
Dalam perjalanan pulang ke Trakhis bersama Iolaos, Herakles bertemu dengan Kiknos, putra Ares dan Pelopia. Kiknos menghalangi jalan di Itonos (di Phthiotis). Jika ada orang yang lewat, Kiknos akan menantang bertarung. Kiknos lalu akan membunuh dan menggunakan tulang mereka untuk membangun kuil untuk ayahnya. Ketika Herakles lewat, Kiknos langsung menantangnya bertarung. Mereka pun bertarung dan Herakles pada akhirnya berhasil membunuh Kiknos. Ares marah ketika tahu bahwa putranya dibunuh oleh Herakles dan langsung mendatangi Herakles untuk membalas dendam. Dalam pertarungan itu, Herakles berhasil melukai Ares. Kedua putra Ares, Deimos dan Fobos, seketika itu membawa Ares ke kereta perang dan bergegas menuju Olimpus supa Ares dapat disembuhkan.
Di Ormenium, sebuah kota di Magnesia, Herakles membunuh raja Amintor, yang tidak mengizinkan Herakles berjalan melalui kerajaannya. Herakles juga berhubungan seksual dengan putri sang raja, Astidameia atau Deidameia. Dari hubungan itu terlahirlah seorang anak lelaki bernama Ktesippos.
Kematian
Petualangan terakhir Herakles dimulai ketika dia pergi berperang melawan Euritos, yang Herakles tak pernah maafkan karena Euritos telah menolak memberikan putrinya, Iole, untuk dinikahi oleh Herakles, padahal Herakles sudah memenangkan kontes memanah secara jujur. Maka Herakles pun pergi dari Trakhis dan memimpin pasukan untuk mengalahkan Euritos. Setelah menang, Herakles mengambil Iole sbagai budaknya. Dalam perang itu, Herakles membunuh Euritos dan putra-putranya.
Herakles hendak melakukan ritual perayaan kemenangan, dan dia membutuhkan pakaian bersih. Karena itu Herakles mengirim bentaranya, Likhas, untuk mengambil jubah di rumahnya di Trakhis. Deianeira, yang merasa takut bahwa Herakels akan lebih mencintai Iole, memberikan jubah yang telah direndam dalam darah Nessos. Ketika Herakles memakai jubah itu, racun Hidra dalam dalah Nessos mulai membakar daging dan kulitnya. Herakles merasa sangat kesakitan dan berusaha menyobek jubahnya, dan secara tidak sengaja membunuh Likhas, yang memberikan jubah itu padanya. Namun jubah itu terus saja membakar Herakeles. Dalam keadaan sekarat, Herakles pulang ke Trakhis. Setelah tahu bahwa tindakannya telah mencelakakan suaminya sendiri, Deianeira pun bunuh diri.
Herakles membuat tumpukan kayu bakar untuk dirinya sendiri di Gunung Oita. Herakles meminta putranya Hillos untuk menyalakan apinya. Namun, baik Hillos maupun orang-orang lain tidak ada yang mau melakukannya. Pada akhirnya Poias atau mungkin putranya Filoktetes mau menyalakan api untuk tumpukan kayu bakar Herakles. Sebagai imbalannya, Herakles memberikan panahnya, yang kelak digunakan oleh Filoktetes dalam Perang Troya. Herakles pun membakar dirinya dalam tumpukan kayu bakar itu. Tiba-tiba ada petir yang menyambar tumpukan kayu bakar. Ketika apinya padam, orang-orang tidak dapat menemukan sisa-sisa jenazah Herakles.
Menjadi Dewa
Menurut Pausanias, adalah dewi Athena yang membawa Herakles dari tumpukan kayu bakar di Gunung Oita ke Olimpus, tempat tinggal para dewa.
Herakles menjadi dewa dan tinggal di Olimpus karena dia telah melaksanakan dua belas tugas dan membantu para dewa dalam melawan para Raksasa. Selain itu dewi Hera juga berdamai dengan Herakles karena Herakels telah menyelamatkannya dari ancaman perkosaan oleh Raksasa Porfirion. Hera bahkan menikahkan Herakles dan salah satu putrinya, yaitu Hebe, dewi masa muda. Herakles kemudian menjadi ayah dari Aleksiares dan Aniketos.
Iolaos melindungi anak-anak Herakles dari penyiksaan Euristheus, karena itu Herakles dan Hebe menolong Iolaos memenangkan pertempuran.
Herakles juga pernah mengunjungi Filoktetes dan memintanya untuk kembali bergabung bersama pasukan Yunani dalam Perang troya. Pada awalnya, Filoktetes tidak mau karena dia pernah ditinggalkan sendirian di pulau Lemnos. Ketika itu Filoktetes digigit ular berbisa, dan Odisseus serta Agamemnon memeringahkan pasukan Yunani untuk meninggalkan Filokteets. Selama sembilan tahun, Filoktetes hidup di pulau itu sendirian dan marah terhadap orang-orang yang telah meninggalkannya. Odisseus kemudian datang untuk membawanya kembali, karena Kalkhas sang peramal meramalkan bahwa Troya tak akan jatuh tanpa adanya busur Herakles, dan busur itu dipegang oleh Filoktetes. Ketika Odisseus datang, Filoktetes sudah mau memanah dan membunuhnya. Untung saja Herakles datang dan menenangkan Filoktetes.
Ketika Odisseus pergi ke dunia bawah, awah terakhir yang berbicara dengannya adalah arwah Herakles. Ketka jiwa abadin Herakles pergi ke Olimpus setelah tubuhnya meninggal, arwah manusianya pergi ke dunia bawah. Herakles juga ditempatkan di antara bintang-bintang di angkasa sebagai rasi bintang ("Pelutut", namun rasi bintang ini kini disebut Hercules).
Jubah kulit singa, serta kerudung yang menutupi kepala, yang selalu dipakai oleh Herakles, merupakan ciri khasnya dalam seni Klasik Herakles. Selain itu, dia biasanya digambarkan dengan membawa gada atau busur dan panah.
E.    Akhilles
F.    Odisseus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar